Senin 17 Aug 2020 18:34 WIB

Bendera Raksasa Dikibarkan di Tebing Gunung Purba Purwakarta

Pengibaran bendera di tebing sebagai wujud syukur terhadap alam yang indah.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Friska Yolandha
Puluhan relawan kemanusiaan dari berbagai organisasi di Kabupaten Purwakarta punya cara unik memperingati 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Para relawan mengibarkan bendera merah purih berukuran raksasa di tebing Gunung Purba Patenggeng, Senin (17/8).
Foto: A Rescue
Puluhan relawan kemanusiaan dari berbagai organisasi di Kabupaten Purwakarta punya cara unik memperingati 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Para relawan mengibarkan bendera merah purih berukuran raksasa di tebing Gunung Purba Patenggeng, Senin (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Puluhan relawan kemanusiaan dari berbagai organisasi di Kabupaten Purwakarta punya cara unik memperingati 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Para relawan mengibarkan bendera merah purih berukuran raksasa di tebing Gunung Purba Patenggeng, Senin (17/8).

Relawan dari organisasi pecinta alam dan rescue ini rela mendaki menuju tebing Gunung Purba yang terletak di Desa Lingga Mukti, Kecamatan Darangdan tersebut. Bendera merah putih berukuran 30x20 meter itu akhirnya bisa berkibar megah di tengah cuaca yang cerah pada peringatan HUT Republik Indonesia ini. Berbekal peralatan panjat tebing peserta mendaki gunung yang terletak di tengah-tengah bukit dan persawahan.

Baca Juga

Ketua Panitia Deden Mulyadi atau akrab disapa Oegin (40) mengatakan pendakian dan pengibaran bendera raksasa ini diikuti berbagai komunitas dan organisasi relawan di Kabupaten Purwakarta. Mereka ingin memperingati perjuangan para pahlawan kemerdekaan dengan cara yang berbeda yakni bersatu dengan alam.

“Alam Purwakarta juga banyak yang bagus untuk dieksplor. Kita punya Gunung Parang yang sudah banyak tahu, Gunung Cupu juga relatif cukup terkenal, tapi Gunung Purba Patenggeng ini karena agak di pedalaman kita juga ingin mengenalkan potensi ini,” kata Oegin kepada Republika.co.id, Senin.

Ia mengatakan mengibarkan bendera merah putih di tengah alam selain karena hobi tapi menjadi media bersyukur bahwa alam Indonesia sangat luar biasa. Sehingga potensi kekayaan alam seperti ini harus bisa dikenalkan lagi ke masyarakat luas.

Dalam pengibaran bendera raksasa ini, kata dia, peserta dan tim yang terlibat tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Mengingat Pandemi Covid-19 ini belum berakhir dan masih harus menjadi perhatian serius. Penggunaan masker dan jaga jarak tetap diterapkan saat pendakian.

Ia berharap peringatan Kemerdekaan ini bukan hanya ceremonial belaka yang dilakukan banyak orang. Sikap patriotisme dan rela berkorban yang dilakukan para pahlawan harus menjadi teladan yang harus ditiru generasi muda saat ini. Sehingga ungkapan merdeka benar-benar bisa dirasakan seluruh rakyat Indonesia.

“Kami harapannya juga bisa terus membantu pemerintah dalam hal kemanusiaan. Dengan tidak melepaskan semangat nilai perjuangan dan rasa patrotisme yang harus selalu ditanamkan,” ujarnya.

Menyikapi Pandemi Covid-19 saat ini, ia juga berharap bisa segera berakhir dan masyarakat bisa hidup normal kembali. Semangat kemerdekaan dan patrootisme juga harus diwujudkan melalui upaya ikut mendukung pemerintah mencegah penyebaran virus corona saat ini.

“Kita saat ini masih berjuang melawan virus corona ini semoga bisa segera berlalu “ ujarnya.

Peringatan Kemerdekaan dengan pengibaran bendera raksasa ini juga menjadi awal dibentuknya organisasi relawan kemanusiaan di Kabupaten Purwakarta. Terdiri dari berbagai organisasi seperti rescue, pecinta alam, pramuka hingga SAR, pemuda 17-40 tahun ini bergabung menjadi satu organisasi bernama A-Rescue. Relawan kemanusiaan ini siap membantu pemerintah daerah memberikan bantuan kepada masyarakat.

“Selama Pandemi kita bantu penyemprotan disinfektan, pembagian masker dan handsanitier tapi masih di bawah bendera komunitas masing-masing. Sekarang kami semua di bawah satu organisasi A-Rescue supaya bisa sama-sama membantu masyarakat khususnya masyarakat Purwakarta,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement