Senin 24 Aug 2020 14:12 WIB

Warga Seoul Korsel Diwajibkan Kenakan Masker

Terjadi lonjakan cukup besar kasus Covid-19 di Seoul.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Selalu mengenakan masker dan menjaga jarak hingga 2 meter menjadi upaya terbaik pencegahan Covid-19. Kunjungan ke kedai kopi di Seoul, Korea Selatan, menyebabkan lebih dari 50 orang terinfeksi Covid-19.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Selalu mengenakan masker dan menjaga jarak hingga 2 meter menjadi upaya terbaik pencegahan Covid-19. Kunjungan ke kedai kopi di Seoul, Korea Selatan, menyebabkan lebih dari 50 orang terinfeksi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Kota Seoul, Korea Selatan (Korsel), mewajibkan warganya mengenakan masker saat berada di ruang publik, termasuk transportasi umum, Senin (24/8). Peraturan itu diterapkan karena lonjakan kasus baru Covid-19 di sana sebagian besar ditemukan di Seoul.

"Jika kami gagal meratakan kurva pekan ini, kami yakin kami akan menghadapi krisis yang sangat penting, bahwa virus akan menyebar ke seluruh negara," kata Yoon Tae-ho, seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Korsel Yoon Tae-ho dalam sebuah penjelasan singkat.

Baca Juga

Yoon mengimbau warga agar tak bepergian jika memang tak perlu. Dia berharap masyarakat dapat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Pada Ahad (23/8), Korsel melaporkan 266 kasus baru Covid-19. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, yakni sebanyak 397 kasus. Itu merupakan peningkatan tertinggi yang dicatat Korsel sejak awal Maret lalu.

Sejak 14 Agustus, Korsel selalu melaporkan tiga digit kasus baru virus korona. Dengan peningkatan tertinggi tercatat pada Sabtu pekan lalu, Korsel memutuskan menerapkan kembali pembatasan sosial cakupan nasional pada Ahad.

Di bawah pembatasan, pertemuan yang melibatkan warga dalam jumlah banyak, seperti layanan keagamaan, misalnya, dilarang diselenggarakan. Kelab malam, bar karoke, kafe internet, termasuk pantai, harus ditutup.

Langkah-langkah demikian sebelumnya hanya diterapkan di Seoul. "Kami dengan tulus meminta semua orang untuk mengikuti pedoman jarak sosial Level 2 karena akhir pekan ini adalah titik kritis. Kita saat ini menghadapi situasi serius di ambang pandemi nasional berskala besar," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC) Jeong Eun-kyeong dalam konferensi pers, dikutip laman kantor berita Korsel, Yonhap.

Sejauh ini, Korsel memiliki 17.665 kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 309 jiwa. Korsel telah menuai banyak pujian dan apresiasi karena dinilai berhasil menangani wabah Covid-19. Ia melakukannya dengan pengujian ekstensif dan pelacakan kontak yang agresif.

Seiring dengan menurunnya angka kasus baru, Korsel memutuskan membuka kembali aktivitas perekonomiannya. Infeksi yang bermunculan baru-baru ini dianggap karena pembukaan kegiatan ekonomi berskala besar dan pelonggaran penjarakan sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement