REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Aktivitas penumpang yang menggunakan jasa bus di terminal Cicaheum, Kota Bandung jelang libur panjang akhir bulan Oktober hingga awal November nanti tidak mengalami kenaikan signifikan. Sebab mayoritas masyarakat lebih memanfaatkan kendaraan roda dua dan roda empat saat liburan.
Kepala Terminal Cicaheum, Roni Hermanto mengatakan aktivitas penumpang di terminal Cicaheum hingga saat ini masih relatif sepi. Sejak terjadi pandemi Covid-19, menurutnya jumlah penumpang baru sekitar 60 persen atau 900 orang perhari dari total 1.900 penumpang pada masa sebelum corona.
"Kondisi ini (60 persen) berlangsung sejak awal pandemi. Kita tidak yakin akan terjadi lonjakan penumpang saat libur panjang," ujarnya, Selasa (27/10). Menurutnya, berdasarkan pertemuan dengan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub diprediksi angka pengguna bus dan angkutan umum sebesar enam persen.
Ia mengatakan, masyarakat lebih akan menggunakan kendaraan roda dua yaitu sepeda motor dan roda empat. Menurutnya, mereka akan berkunjung ke destinasi wisata dan tidak mudik.
Roni menambahkan, pihaknya menyiapkan armada bus di masa liburan panjang pekan ini sekitar 100 unit. Menurutnya, para masyarakat dapat memanfaatkan layanan fasilitas publik tersebut.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung akan menyiapkan pengetesan rapid tes di dua terminal yaitu Terminal Cicaheum dan Terminal Leuwipanjang saat libur panjang akhir bulan Oktober hingga awal November. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dan meminimalisasi penyebaran corona.
Kepala Dinkes Kota Bandung, Rita Verita mengatakan tim gugus tugas penanganan Covid-19 bidang operasi telah melaksanakan rapat untuk mengantisipasi penyebaran virus korona saat libur panjang. Salah satunya kata dia, bidang operasi yang di dalamnya Dinas Perhubungan akan melakukan pemeriksaan protokol kesehatan di Terminal Cicaheum dan Leuwipanjang.
"Dishub merencanakan untuk transportasi di terminal Cicaheum dan Leuwipanjang menyiapkan tempat khusus pemeriksaan (protokol kesehatan)," ujarnya, Selasa (27/10).
Menurutnya, jika saat pemeriksaan didapati penumpang dengan suhu tubuh mencapai 38 derajat celcius maka akan dilakukan rapid tes. Ia mengatakan, pelaksanaan rapid tes akan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas terdekat. "Alat rapid tes-nya disiapkan, kami mendropnya ke puskesmas, puskesmas yang melaksanakan itu semua," katanya.
