Senin 15 Feb 2021 15:05 WIB

Food Estate Sumba Tengah akan Naikkan Produksi Beras

Food estate di Sumba telah menuntaskan penanaman komoditas padi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Pertanian (Kementan) resmi menjadikan kawasan seluas 5.000 hektare di wilayah Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, menjadi food estate atau lumbung pangan baru. Dengan dijadikannya sebagai food estate, diharapkan produksi padi dan jagung yang menjadi komoditas pokok bisa bertambah.
Foto: Antara/Jojon
Kementerian Pertanian (Kementan) resmi menjadikan kawasan seluas 5.000 hektare di wilayah Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, menjadi food estate atau lumbung pangan baru. Dengan dijadikannya sebagai food estate, diharapkan produksi padi dan jagung yang menjadi komoditas pokok bisa bertambah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) resmi menjadikan kawasan seluas 5.000 hektare di wilayah Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, menjadi food estate atau lumbung pangan baru. Dengan dijadikannya sebagai food estate, diharapkan produksi padi dan jagung yang menjadi komoditas pokok bisa bertambah.

Penanggung Jawab Food Estate Sumba Tengah, Kementerian Pertanian, Amiruddin Pohan, mengatakan, total kawasan food estate tersebut seluas 5.000 hektare. Total kelompok petani yang berada dalam kawasan food estate tersebut sekitar 300 kelompok dengan jumlah 4.000 keluarga petani.

Baca Juga

Kawasan tersebut terbagi dalam lima zona, Zona satu di Desa Umbu Pabal, zona dua di Desa Umbu Pabal Selatan, zona tiga di Desa Elu, zona empat di Desa Makatakeri dan zona lima di Desa Tanamodu. Seluruhnya masuk dalam wilayah Kecamatan Katikutana Selatan.

Amiruddin mengatakan, seluas 3.000 hektare dikhususnya untuk komoditas padi dan telah dilakukan penanaman 100 persen. Adapun untuk jagung, baru tercapai 800 hektare pada akhir tahun 2020. Sisanya, 1.200 hektare akan segera dituntaskan.

"Padi baru umur sebulan masih pengembangan peranakan, sedangkan jagung kita selesaikan pada akhir Maret 2021. Ini karena food estate di Sumba Tengah memang mulainya agak terlambat di akhir 2020," kata Amiruddin kepada Republika.co.id, Senin (15/2).

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَوْ كَالَّذِيْ مَرَّ عَلٰى قَرْيَةٍ وَّهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَاۚ قَالَ اَنّٰى يُحْيٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗ ۗ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۗ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالَ بَلْ لَّبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۚ وَانْظُرْ اِلٰى حِمَارِكَۗ وَلِنَجْعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَانْظُرْ اِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوْهَا لَحْمًا ۗ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعْلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?” Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Dia (orang itu) menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

(QS. Al-Baqarah ayat 259)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement