Kamis 16 Dec 2021 19:47 WIB

Meredanya Konflik AHY-Moeldoko Malah Buat Elektabilitas Demokrat Melorot

Menurut survei Voxpopui, Demokrat kembali ke papan tengah di peringkat elektabilitas

Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) secara virtual menyampaikan tanggapan atas ditolaknya permohonan gugatan KSP Moeldoko oleh Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (24/11). Berdasarkan survei Voxpopuli, meredanya konflik Partai Demokrat justru membuat elektabilitas partai itu melorot.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) secara virtual menyampaikan tanggapan atas ditolaknya permohonan gugatan KSP Moeldoko oleh Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (24/11). Berdasarkan survei Voxpopuli, meredanya konflik Partai Demokrat justru membuat elektabilitas partai itu melorot.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Febrianto Adi Saputro

Survei yang dilakukan oleh Voxpopuli Research Center menunjukkan bahwa, elektabilitas Partai Demokrat saat ini melorot ke papan tengah dengan angka 5,0 persen. Turunnya elektabilitas Demokrat ini seiring meredanya konflik di internal partai politik tersebut.

Baca Juga

"Konflik internal reda, Demokrat kembali ke papan tengah dalam peringkat elektabilitas partai politik," kata Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (16/12).

Achmad mengatakan, dukungan publik kepada Demokrat tidak lagi sebesar saat awal-awal konflik terjadi. Temuan survei Voxpopuli Research Center menunjukkan elektabilitas Demokrat melorot ke papan tengah atau sejajar dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang trennya stabil.

Sebagaimana diketahui, perpecahan di tubuh Partai Demokrat semakin reda. Upaya kubu KLB Deli Serdang untuk mengambil alih kepemimpinan partai berkali-kali menemukan jalan buntu.

Temuan Voxpopuli Research Center dukungan publik kepada Demokrat tidak lagi sebesar pada awal konflik. Menurut Achmad, besarnya dukungan publik muncul ketika terjadi upaya pengambilalihan Demokrat.

Selama ini Demokrat memosisikan diri sebagai partai oposisi yang gencar melontarkan kritik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Adapun, partai-partai pendukung Jokowi masih tetap unggul.

PDIP meraih peringkat pertama dengan elektabilitas 16,3 persen, Gerindra 12,7 persen, PKB 8,5 persen, dan Golkar 8,0 persen. "Partai oposisi lainnya juga masih berada di papan tengah, yaitu PKS 5,3 persen," kata dia.

Tidak hanya itu, partai-partai pendukung pemerintah beberapa juga berada di papan tengah, di antaranya PSI 5,1 persen dan Nasdem 4,5 persen. Sementara, PPP hanya mampu meraih 2,2 persen elektabilitas.

"Kubu oposisi harus mengambil strategi baru jika ingin mendongkrak elektabilitas," ujarnya.

Tidak hanya Demokrat, tantangan juga bermunculan dari datangnya partai-partai politik baru, di antaranya Gelora dengan elektabilitas 1,4 persen dan Partai Ummat 1,2 persen. Keduanya mengungguli PAN yang hanya meraih 1,1 persen.

Masih di survei yang sama, pada papan bawah ada Perindo dengan elektabilitas 0,6 persen, Hanura 0,5 persen, Berkarya 0,3 persen, PBB 0,2 persen, dan PKPI 0,1 persen. Sementara Garuda dan Masyumi Reborn nihil, sisanya partai-partai lainnya 0,9 persen dan tidak tahu atau tidak menjawab 26,1 persen.

Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 1 hingga 10 Desember 2021 yang menyasar 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error survei sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Merespons hasil survei Vospopuli, Partai Demokrat menilai hasil survei tersebut menjadi masukan penting.

"Merespons hasil survei Voxpopuli Research Center ini menjadi perhatian dan masukan penting, sekalipun berbeda dengan hasil dari beberapa lembaga survei lain yang telah memotret elektabilitas Partai Demokrat lebih tinggi bahkan mencapai double digit," kata Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani kepada Republika, Kamis (16/12).

Meski demikian, Partai Demokrat menghormati hasil survei tersebut. Partai Demokrat akan menjadikan hasil survei itu sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki elektabilitas partainya ke depan.

"Hasil survei senantiasa menjadi perhatian bagi Partai Demokrat dan menjadi referensi penting dalam merumuskan berbagai strategi, kebijakan dan program-program partai. Termasuk menjadikan hasil survei sebagai masukan evaluasi untuk itu semua," ujarnya.

Kamhar menegaskan, Partai Demokrat akan terus berikhtiar agar kerja-kerja politik yang dijalankan berkontribusi positif secara elektoral. Partai Demokrat mensyukuri jika kepiawaian Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam memanajemeni konflik yang menerpa Partai Demokrat bermanfaat secara elektoral.

Namun, ia menambahkan, Partai Demokrat juga akan terus berikhtiar agar kenaikan elektoral bisa dicapai melalui hasil konsolidasi organisasi dan kerja-kerja politik lainnya yang manfaatnya dirasakan langsung oleh rakyat.

"Termasuk konsisten melakukan advokasi kebijakan dan perjuangan sebagai oposisi agar kepentingan dan kesejahteraan rakyat tetap menjadi prioritas," ujarnya.

Juru Bicara Partai Demokrat KLB Deli Serdang, Muhammad Rahmad, juga merespons hasil survei yang menyebut elektabilitas Partai Demokrat melorot seusai konflik internal di Partai Demokrat terjadi. Menurutnya, elektabilitas Partai Demokrat akan semakin turun bila partai dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), atau Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).

"Itu adalah fakta sejarah yang harus diakui," kata Rahmad kepada Republika, Kamis (16/12).

Rahmad menuturkan, ketika Partai dipimpin SBY dan Ibas sejak 2013-2014, elektabilitas Partai Demokrat turun dari 151 kursi menjadi 61 kursi DPR RI. Kemudian, pada 2019 elektabilitas Partai Demokrat makin turun menjadi 51 kursi di DPR RI.

"Saat ini, ketika partai hanya dipimpin AHY dan pola pengelolaan partai mirip mirip gaya Hitler, maka hampir dapat dipastikan, elektabilitas Partai Demokrat akan makin terjun bebas," katanya menegaskan.

Karena itu, ia menilai satu-satunya cara menaikkan elektabilitas Partai Demokrat adalah dengan mengganti kepemimpinan Partai Demokrat yang kini dipimpin AHY.

"Jika rezim tidak diganti, perkiraan saya, elektabilitas Partai Demokrat akan berada di bawah 5 persen pada Pemilu 2024 nanti," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement