Jumat 18 Mar 2022 14:06 WIB

BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem Akibat Potensi Bibit Siklon di Laut Sawu

Cuaca ekstrem akibat bibit siklon dapat menyebabkan meningkatnya curah hujan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Cuaca ekstrem akibat bibit siklon dapat menyebabkan meningkatnya curah hujan. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/ Fakhri Hermansyah
Cuaca ekstrem akibat bibit siklon dapat menyebabkan meningkatnya curah hujan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai cuaca ekstrem akibat potensi bibit siklon yang tumbuh di sekitar Laut Sawu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Saat ini terpantau adanya suspect area atau potensi bibit siklon yang tumbuh di sekitar Laut Timor dan didukung suhu muka laut yang hangat disertai kondisi kelembapan udara yang cukup basah hingga 500 mb," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Jumat (18/3/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini cuaca di wilayah NTT selama 18-20 Maret 2022. Munculnya potensi bibit siklon didukung kondisi suhu muka laut dan kelembapan udara mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan (konvektif) yang menyebabkan potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.

BMKG mengimbau warga di NTT mewaspadai potensi dampak kondisi cuaca tersebut yang dapat menyebabkan bencana banjir, banjir bandang, rob (banjir wilayah pesisir), dan tanah longsor terutama di daerah yang rentan. "Langkah mitigasi bencana perlu disiapkan masyarakat secara baik guna meminimalisir dampak kerugian ketika terjadi bencana hidrometeorologi," kata Agung.

Di sisi lain, cuaca ekstrem juga berpotensi terjadi di masa peralihan musim seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat, puting beliung, maupun hujan es. BMKG juga mengimbau warga NTT agar terus memantau perkembangan cuaca untuk memahami kondisi di daerah dengan mengakses layanan informasi yang tersedia selama 24 jam melalui kanal komunikasi yang disiapkan melalui Whatsapp, website, maupun aplikasi mobile INFO BMKG.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement