Senin 14 Nov 2022 19:35 WIB

Pemprov Jabar Paling Agresif Manfaatkan PI 10 Persen untuk Transisi Energi

Disrupsi global warming dan potensi krisis energi harus direspons cepat

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Provinsi Jawa Barat melalui peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Migas Utama Jabar (MUJ) menjadi daerah yang paling agresif dalam pemanfaatan pengelolaan Participating Interest (PI) 10 persen untuk mendukung transisi energi.
Foto: istimewa
Provinsi Jawa Barat melalui peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Migas Utama Jabar (MUJ) menjadi daerah yang paling agresif dalam pemanfaatan pengelolaan Participating Interest (PI) 10 persen untuk mendukung transisi energi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Provinsi Jawa Barat melalui peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Migas Utama Jabar (MUJ) menjadi daerah yang paling agresif dalam pemanfaatan pengelolaan Participating Interest (PI) 10 persen untuk mendukung transisi energi. 

Pengakuan tersebut diganjar dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) yang digelar di Bali, pada pekan lalu.  

Baca Juga

Rakernas ADPMET tahun 2022 ini mengusung tema Pledge for Transition & Net Zero Emission 2060” yang dihadiri Ketua Umum Ridwan Kamil sekaligus Gubernur Jabar.  Selain itu hadir para gubernur, bupati, wali kota, dan pimpinan perangkat daerah penghasil migas.

Menurut Kepala Sekretariat ADPMET Taufan Priyono,  berdasarkan data yang diterima dan diolah ADPMET, helatan award pada tahun 2022 bertujuan untuk mendukung dan memotivasi daerah anggota ADPMET dalam melaksanakan program transisi energi dan pengelolaan migas secara bersih menuju net zero emission 2060.

Taufan mengatakan, sebagai BUMD Jawa Barat yang aktif bergerak dibidang energi dan sumber daya mineral (ESDM), MUJ dinilai dapat mendukung program transisi energi dan pengelolaan migas secara bersih.

“Kategori BUMD Paling Agresif dalam Pemanfaatan Pendapatan PI10 persen untuk Transisi Energi berhasil diganjar kepada Provinsi Jawa Barat melalui peran PT. Migas Utama Jabar,” ujar Taufan melalui keterangan resmi, Senin (14/11).

Menurut Taufan, lewat ADPMET selaku asosiasi strategis yang memberdayakan energi dan sumber daya mineral khususnya sumber daya alam minyak dan gas bumi serta energi terbarukan berikut segala turunannya, daerah bisa termotivasi bersama. Yakni, bisa meningkatkan kinerja dan manfaat kemudahan akses energi serta kesejahteraan kepada masyarakat. “Selain itu antar daerah diharapkan dapat saling bersinergi ataupun bertukar pengalaman guna percepatan pengembangan Energi Terbarukan di Daerah,” kata Taufan.

Sementara menurut Direktur Utama MUJ Begin Troys, MUJ selaku BUMD Induk (holding) Jawa Barat yang bergerak dibidang ESDM melakukan langkah optimalisasi potensi energi yang ada dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi nasional khususnya di Jawa Barat. Serta, mendukung kebijakan pemerintah melalui Rencana Umum Energi Daerah (RUED) MUJ menjalankan bisnis berbasis energi bersih.

Bisnis yang mendukung tersebut, kata Begin, mulai dari pengelolaan PLTMH di Cirompang Kabupaten Garut, penggunaan Electric Vehicle (EV) serta pengisian listrik secara mandiri dengan hadirnya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Layanan listrik berbasis EBT dengan pemasangan PV rooftop juga sudah diterapkan sebagai operasional kantor MUJ. “Transisi energi melalui bisnisnya akan terus diperluas MUJ atas arahan Pak Ridwan Kamil selaku Gubernur Jabar,” katanya.

Sementara menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, sebanyak 88 anggota ADPMET yang tersebar di 21 provinsi, 61 kabupaten dan 6 kota daerah penghasil migas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ADPMET 2022 menyepakati peta jalan transisi energi dan komitmen Net Zero Emission 2060.  "Rakernas selesai dan berhasil menyusun roadmap transisi energi dan persiapan kita menuju Net Zero Emission 2060," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil mengatakan, disrupsi global warming dan potensi krisis energi harus direspons cepat dan kompak oleh daerah-daerah penghasil migas yang bernaung di ADPMET. "Disrupsi global warming dan krisis energi harus kita respons dengan cara yang kompak oleh daerah-daerah yang berhimpun di ADPMET. Kita sudah punya cara pandang dan kerja yang luar biasa," katanya.

Emil optimistis, peta jalan yang telah disusun ADPMET akan mendukung Indonesia secara keseluruhan menjadi lebih progresif dan cepat dalam transisi energi dan Net Zero Emission pada 2060. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement