Keistimewaan Rasulullah SAW yang Senantiasa Dijaga Allah SWT
Allah SWT memuliakan Rasulullah Muhammad SAW dengan sejumlah keistimewaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Keistimewaan dan kemuliaan akhlak Rasulullah membuka satu per satu mata hati kaum Quraisy sehingga pada akhirnya mereka pun menyatakan keimanannya memercayai Allah SWT dan Rasul-Nya.
Bahkan, sejumlah sahabat yang mulanya menjadi tokoh paling keras menentang seruan Rasulullah, seperti Umar bin Khatab, luluh. Setelah bersyahadat, justru menjadi salah satu sahabat yang paling terdepan membela perjuangan Nabi Muhammad SAW.
"Tapi, pada saat ini kejadiannya berbalik, saat umat banyak yang maksiat pada akhir zaman, banyak yang merendahkan Nabi Muhammad, merendahkan syariat, merendahkan Allah SWT dan kitab-Nya. Dan, sudah disebutkan kanjeng Nabi, nanti akan datang satu masa orang tidak butuh lagi dengan ulama, kiai, habaib, sehingga kalau sudah tiba saat itu datanglah kiamat," kata Ustadz Rifki Fauzi, Lc saat mengisi kajian rutin Majelis al-Bahjah di Masjid Raya Al A'zhom, Tangerang, dikutip dari dokumentasi Harian Republika, Rabu (14/12/2022).
Dalam surat al-Ahzab ayat 56 Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Menurut Ustadz Rifqi firman Allah SWT dalam surat al-Ahzab ayat 56 itu jelas menunjukkan, Rasulullah SAW adalah orang yang istimewa. Rasulullah SAW mendapatkan kasih sayang Allah SWT, bahkan malaikat pun memuji dan memohonkan pengampunan untuk Nabi.
Dalam perjalan hidup nabi bahkan sejak lahirnya, ada banyak peristiwa-peristiwa yang menujukkan Nabi Muhammad SAW adalah orang yang mulia dan diberikan keistimewaan oleh Allah SWT. Bahkan, banyak keistimewaan yang diberikan Allah SWT pada Nabi Muhammad SAW itu sulit dicapai logika manusia.
Seperti halnya ketika Nabi Muhammad diperintahkan untuk Isra dan Miraj untuk menerima perintah sholat.
Baca juga: Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
Menurut Ustadz Rifki, peristiwa itu menjadi salah satu keistimewaan Nabi Muhmmad SAW yang wajib diimani kendati pun tak dapat dimengerti akal.
Bahkan, Ustadz Rifki menceritakan terdapat sebuah riwayat di mana Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada sahabat Abbas tentang Nabi Muhammad SAW yang dapat berbicara dengan bulan saat masih bayi.
Terdapat juga riwayat yang mengisahkan Nabi Muhammad SAW dapat berbicara dengan kayu mimbar tua yang menangis saat nabi dan para sahabat hendak melaksanakan shalat.
Peristiwa-peristiwa istimewa yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW kendati pun tidak dapat dimengerti akal, menurut Ustadz Fiqri, sebagai umat Rasulullah SAW wajib untuk mengimaninya.
"Jadi, tidak semuanya harus bisa diterima dengan akal, ada sesuatu yang harus kita imani meskipun itu tidak kelihatan. Seperti siksa kubur, nikmat kubur, surga, dan neraka. Juga artinya kelebihan yang Allah berikan kepada kekasih-kekasihnya ada yang harus kita Imani begitu saja dan tak perlu harus dimengerti akal," ujar Ustaz Rifki dalam majelisnya.
Di antara keistimewaan Rasulullah SAW adalah sifatnya yang harus diteladani. Seperti dalam surat al-Ahzab ayat 21 Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
Menurut Ustadz Rifki, telah banyak para ulama menuliskan berbagai macam kitab yang menjelaskan tentang sifat dan keistimewaan Nabi Muhammad SAW.
Kendati demikian, pembahasannya tak pernah habis dan selesai. Menurut Ustadz Rifqi, itu karena Rasulullah adalah manusia sempurna, di mana akhlak dan sifatnya tertuang dalam Alquran yang tidak akan pernah habis untuk dibahas.
Karena itu, Ustadz Rifki mengajak untuk meneladani dan mencintai Rasulullah SAW. Ustaz Rifki juga mengingatkan agar berhati-hati dalam menjaga lidah sehingga tidak merendahkan Rasulullah SAW.
"Mencintai Nabi adalah keharusan, kewajiban. Kalau kita tidak bisa mencintai Nabi, mulut kita tidak bisa menyanjung Nabi minimal kita punya mulut itu dijaga agar tidak melukai Nabi Muhammad SAW. Nabi disanjung atau tidak disanjung, kita baca shalawat atau tidak baca, itu tidak berpengaruh pada Nabi. Nabi tetap mulia, tetap dijaga Allah dan di jamin surganya. Tetapi, akan rugi orang-orang yang mulutnya dikotori dengan membenci dan merendahkan Nabi Muhammad SAW, sementara Allah saja memuji Nabi," tutur dia.