Sejumlah Alasan Seseorang Memilih Mualaf, Salah Satunya Keajaiban Ayat Alquran

Alquran dalam berbagai kesempatan menantang umat manusia secara luas untuk berpikir.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Santriwati membaca Alquran braile di area Pesantren Tahfidz Tuna Netra Mahad Saman Darushudur, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/3/2023). Sebanyak 27 santri tuna netra mengikuti pesantren tahfidz Alquran dengan metode pembelajaran menggunakan bunyi-bunyian serta hafalan Alquran selama Bulan Suci Ramadhan 1444 H.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun tidak ada keyakinan agama yang sepenuhnya didasarkan pada logika dan penalaran, Islam dan Alquran memberi lebih dari cukup contoh dan kesempatan untuk menguji kebenaran dan keabsahan pesan-pesannya melalui kacamata bukti empiris dan pengetahuan.

Tidak ada seorang pun (Muslim atau lainnya) yang berpendapat pemikiran kritis dan refleksi dapat menjadi katalisator utama untuk mengubah kehidupan seseorang. Berpikir kritis telah digunakan oleh banyak orang untuk memperbaiki kehidupan mereka.

Dilansir di About Islam, seorang pemikir kritis mengajukan pertanyaan-pertanyaan menyelidik tentang suatu situasi, mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, merefleksikan ide-ide yang dikumpulkan dan dihasilkan dalam konteks informasi yang tersedia, menjaga pikiran tetap terbuka dan tidak memihak. dan dengan hati-hati meneliti asumsi dan mencari alternatif.

Oleh karena itu, inilah alasan mengapa para mualaf akan mengaitkan penggunaan penalaran cerdas, refleksi dan pemikiran kritis ketika menjelaskan perjalanan mereka menuju Islam. Orang-orang seperti ini mampu menghilangkan histeria yang diciptakan oleh beberapa media untuk memandang Islam dari sudut pandang kritis dan mengikuti kebenaran menjadi hal yang wajar bagi mereka sebagai bagian dari proses ini.

Bagaimana lagi kita bisa menjelaskan peningkatan perpindahan agama seiring dengan meningkatnya retorika anti-Islam? Bagaimana lagi kita bisa menjelaskan bahwa lebih banyak pengkhotbah non-Muslim yang masuk Islam dibandingkan sebelumnya?

Meskipun umat Islam percaya hidayah hanya datang dari Allah, penggunaan penalaran intelektual yang dianugerahkan Tuhan kepada seseorang memiliki peran sangat kuat dalam membuat keputusan yang mengubah takdir tersebut bagi seorang mualaf.

Dan begitu mereka menjadi mualaf, mereka jarang kembali ke keyakinan lama karena keyakinan yang fondasinya dibangun di atas logika dan nalar lebih kecil kemungkinannya untuk tergoyahkan.

Beberapa alasan yang dikemukakan oleh orang-orang yang masuk Islam tercantum di bawah ini. Kita dapat melihat sebagian besar alasan ini hanya dapat dikaitkan dengan proses berpikir kritis dan refleksi intelektual.

Baca Juga


Alasan seseorang memilih menjadi mualaf...

Beberapa Alasan Seseorang Menjadi Mualaf

1. Kefasihan bahasa Alquran

Keunikan dan keindahan teks Alquran telah dikagumi oleh para ahli bahasa dan cendekiawan Arab terbaik sejak teks tersebut diturunkan hingga saat ini. Semakin banyak orang berpengetahuan dalam bahasa tersebut, semakin mereka menghargai keajaiban kefasihan teks Alquran.

2. Bukti ilmiah yang luar biasa

Alquran yang diturunkan lebih dari 1.400 tahun yang lalu, memiliki banyak fakta ilmiah yang baru divalidasi oleh sains pada zaman ini.

3. Kebijaksanaan Ilahi di balik berbagai permasalahan sosial

Alquran memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan sosial, sebuah penyimpangan yang diketahui menyebabkan kekacauan masyarakat di semua tingkatan.

4. Argumen yang berakar pada penalaran intelektual

Alquran adalah satu-satunya teks agama yang diketahui menantang umat manusia untuk berpikir, merenung dan merenungkan ciptaan secara luas, isu-isu sosial, keberadaan Tuhan, dan banyak lagi. Alquran dalam banyak contoh menantang manusia untuk melakukan refleksi dan berpikir sendiri dibandingkan mendengarkan omong kosong dari orang-orang yang kritiknya didasarkan pada landasan yang tidak berdasar.

5. Penegasan penuh keyakinan akan Keesaan Yang Maha Esa

Alquran adalah satu-satunya kitab agama yang diketahui memiliki penegasan penuh keyakinan akan Keesaan Yang Maha Esa dalam segala persoalan, mulai dari penciptaan alam semesta hingga permasalahan sosial.

6. Teks Ilahi

Bahasa dan prosa Alquran sangat berbeda dengan bahasa dalam Hadits (sabda Nabi) sehingga membuktikan Alquran bukanlah “imajinasi” atau kata-kata Nabi Muhammad, seperti yang dituduhkan dan dilakukan oleh banyak orang yang ragu-ragu di masa lalu. bahkan sampai hari ini.

Alquran mengajak manusia berpikir kritis...

 

Penekanan pada Berpikir dan Refleksi

Alquran dalam berbagai kesempatan menantang umat manusia secara luas untuk berpikir, merenung dan merenungkan urusan mereka. Berikut adalah sebagian dari apa yang dinyatakan dalam Alquran yang mengajak manusia untuk berpikir.

Ayat Alquran yang Mengajak Manusia Berpikir

• Surat Ar-Rum ayat 8

اَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ ۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ وَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَاۤئِ رَبِّهِمْ لَكٰفِرُوْنَ

Latin:
Awalam yatafakkarū fī anfusihim, mā khalaqallāhus-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā illā bil-ḥaqqi wa ajalim musammā(n), wa inna kaṡīram minan-nāsi biliqā'i rabbihim lakāfirūn(a).

Artinya:
Apakah mereka tidak berpikir tentang (kejadian) dirinya? Allah tidak menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, kecuali dengan benar dan waktu yang ditentukan. Sesungguhnya banyak di antara manusia benar-benar mengingkari pertemuan dengan Tuhannya.

• Surat Yunus ayat 67

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ

Latin:
Huwal-lażī ja‘ala lakumul-laila litaskunū fīhi wan-nahāra mubṣirā(n), inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yasma‘ūn(a).

Artinya:
Dialah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang (mau) mendengar.

• Surat Al Mu'minun ayat 112

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ

Latin:
Afa ḥasibtum annamā khalaqnākum ‘abaṡaw wa annakum ilainā lā turja‘ūn(a).

Artinya:
Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?

Kebiasaan yang harus diubah mualaf...

Infografis 3 Kebiasaan yang Harus Diubah Mualaf. Ilustrasi muslimah - (Republika.co.id)
 
 
Sumber: About Islam

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler