Ditanya Motif Polisi Diduga Peras WN Malaysia di Konser DWP? Ini Kata Kadiv Propam Polri

Ada 18 polisi yang saat ini dalam penempatan khusus Propam Polri.

Antara
Suasana festival musik Djakarta Warehouse Project (DWP).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 18 polisi hingga kini masih menjalani pemeriksaan di Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri terkait kasus dugaan pemerasan warga Malaysia di konser Djakarta Warehouse Project (DWP). Propam Polri pun mendalami motif kasus ini.

Baca Juga


"Kalau terkait dengan motif, masih kita dalami. Artinya ini cukup harus kita gali karena ini menyangkut beberapa satuan kerja, mulai dari polsek, polres, hingga polda juga," kata Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Inspektur Jenderal Polisi Abdul Karim di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Selasa (24/12/2024).

Ketika awak media menyebutkan beberapa nama anggota polisi yang telah tersebar di masyarakat, ia mengonfirmasi bahwa memang ada nama-nama yang terlibat. "Beberapa nama memang ada di situ," katanya.

Abdul mengatakan bahwa hingga kini jumlah anggota polisi yang terlibat dalam kasus dugaan pemerasan warga Malaysia itu sebanyak 18 orang, sebagaimana yang telah diumumkan sebelumnya. "Terkait dengan jumlah (anggota polisi), jadi ada 18 orang. Masih tetap jumlahnya sama yang sudah kita amankan," ucapnya.

Abdul Karim menambahkan belasan anggota polisi tersebut saat ini sudah menjalani penempatan khusus di Divisi Propam Mabes Polri. Divisi Propam akan mengadakan sidang kode etik terhadap para anggota polisi tersebut pada pekan depan, namun belum ditentukan tanggal pastinya.

Mengenai kemungkinan 18 anggota polisi itu akan dijerat pidana, ia menegaskan bahwa Propam Polri masih berfokus pada pelanggaran kode etik. "Sementara ini kita fokus ke etik dulu karena kita akan melakukan percepatan dalam rangka sidang etik ini," ujarnya.

Pada kesempatan sama, Abdul Karim juga mengklarifikasi bahwa jumlah korban dalam kasus ini adalah sebanyak 45 orang dan barang bukti uang yang diamankan sebanyak Rp2,5 miliar. Ia menegaskan bahwa Polri akan memberikan tindakan tegas kepada para anggota polisi yang terlibat dugaan pemerasan tersebut.

"Kami dari pimpinan Polri ini serius dalam penanganan apa pun bentuknya terhadap terduga pelanggar yang dilakukan anggota Polri. Kami akan melakukan penindakan secara tegas siapa pun itu korbannya," katanya menegaskan.

Sebelumnya, terdapat posting-an di akun X @Twt_Rave, yang mengunggah sejumlah anggota polisi diduga melakukan penangkapan dan pemerasan terhadap penonton dari Malaysia pada acara DWP 2024 yang digelar pada 13 hingga 15 Desember 2024. Dalam posting-annya, mereka menyebut bahwa anggota polisi Indonesia menangkap dan melakukan tes urine mendadak terhadap penonton dari Malaysia serta memeras uang dengan total senilai miliaran rupiah.

Di kesempatan yang sama, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyebutkan, Polri membuka desk pengaduan terkait kasus dugaan pemerasan terhadap warga Malaysia oleh oknum polisi dalam gelaran DWP, di Atase Polri KBRI Malaysia. “Jadi, korban yang kemarin nonton itu datang ke Indonesia, kalau mau melaporkan, disediakan desk di Malaysia. Menurut kami, ini langkah yang sangat progresif,” kata anggota Kompolnas Muhammad Choirul Anam di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Selasa.

Dirinya pun mengimbau bagi warga Malaysia yang merasa menjadi korban dalam kasus ini agar segera melapor kepada desk tersebut. Ia juga mengatakan, Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Abdul Karim telah mengemukakan bahwa tim Propam Mabes Polri siap hadir langsung di Malaysia untuk menangani kasus ini.

Menurutnya, hal tersebut merupakan langkah yang sangat baik dan menunjukkan komitmen Polri dalam menyelesaikan kasus yang melibatkan 18 oknum polisi ini.

“Kami juga tadi dipertegas oleh Pak Kadiv, salah satunya adalah jika memang perlu ada pemeriksaan dan sebagainya, teman-teman Propam yang datang ke Malaysia. Akan dilayani dahulu di desk tersebut, baru akan diperdalam oleh staf di sini yang datang ke Malaysia,” ucapnya.

Adapun Kompolnas, kata dia, telah mendengarkan secara lengkap mengenai struktur peristiwa yang terjadi dan juga langkah Propam Polri dalam proses pertanggungjawaban perbuatan para tersangka.

“Yang paling penting dari komitmen Pak Kadiv Propam, dari komitmen teman-teman kepolisian, adalah bahwa kasus ini mau dibikin tuntas, siapa yang bertanggung jawab yang paling substansial dalam struktur pertanggungjawaban,” ucapnya.

 

 
 
Pariwisata Indonesia - (Republika)

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin lalu, mengatakan turut menyesal karena dugaan pemerasan tersebut tidak hanya merugikan wisatawan. Menurutnya, kasus ini juga memberikan citra yang buruk pada Indonesia yang kini sedang gencar melakukan promosi berbagai destinasi wisata kepada dunia.

Menurut Widiyanti, pihak kementeriannya telah berkoordinasi dengan promotor acara dan pihak kepolisian untuk dapat segera menindaklanjuti dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sejak informasi dan keresahan dari wisatawan tersebut muncul ke publik. Langkah cepat yang diambil Polri itu menurutnya telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menghadirkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

"Kemenpar menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Polri khususnya Divisi Propam Polri yang telah bergerak cepat bertindak menginvestigasi insiden ini dan telah mengamankan 18 oknum aparat polisi terduga pelaku," kata Widiyanti.

Menpar menyatakan bahwa Kementerian Pariwisata bakal memberikan dukungan pada Polri dalam pencegahan praktik penyalahgunaan narkoba dan langkah-langkah penegakan hukum tanpa mengganggu keamanan dan kenyamanan wisatawan juga masyarakat.

"Kementerian Pariwisata menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan dan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa ini. Kami siap berkolaborasi lebih kuat dan melakukan perbaikan-perbaikan ke depan," janji Menpar.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenpar Vinsensius Jemadu menjelaskan Kemenpar bersama pemangku kepentingan event Indonesia termasuk Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan yang berkualitas pada seluruh masyarakat Indonesia.

"Kemenpar akan terus meningkatkan kolaborasi dengan stakeholder terkait kegiatan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penonton atau wisatawan agar dapat terjamin dengan baik," ujar Vinsensius.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler