REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 dapat memunculkan gejala yang cukup beragam pada tiap pasien. Sebagian mengalami demam dan batuk, beberapa mengalami kelelahan, dan ada pula yang kehilangan kemampuan untuk mencium bau atau mengenali rasa.
Perbedaan-perbedaan gejala yang muncul pada pasien Covid-19 ini dinilai berkaitan dengan faktor genetik. Menurut data dari peneliti King's College London, faktor genetik memiliki peran sekitar 50 persen terhadap gejala Covid-19 yang dirasakan pasien.
Untuk mengetahui hal ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Frances Williams dan Profesor Tim Spector menganalisis data dari aplikasi COVID19 Symptom Tracker. Aplikasi ini telah diunduh lebih dari 2 juta kali oleh orang-orang di Inggris, dengan 2.600 di antaranya merupakan saudara kembar dari TwinsUK.
Penelitian ini berfokus pada data-data yang berasal dari 2.600 saudara kembar tersebut. Selama penelitian berlangsung, tim peneliti menggunakan informasi seputar kesehatan, gejala, dan tingkat kontak antarsaudara kembar ini. Informasi ini digunakan untuk mengembangkan sebuah model yang dapat membantu tim peneliti memahami bagaimana gen memengaruhi tampilan gejala pada Covid-19.
Dari penelitian ini diketahui bahwa hampir 50 persen dari tampilan gejala dalam kasus Covid-19 dipengaruhi oleh faktor genetik. Beberapa gejala Covid-19 yang berkaitan dengan faktor genetik ini adalah delirium, demam, kelelahan, napas pendek, diare, serta kehilangan indra penciuman dan perasa.
Di samping itu, tim peneliti menemukan bahwa lingkungan juga bisa memengaruhi gejala pada Covid-19. Sebagai gambaran, faktor lingkungan dapat memicu munculnya gejala seperti suara serak, batuk, nyeri dada, dan nyeri perut pada kasus Covid-19.
"Saya ingin berterima kasih kepada semua saudara kembar (yang menjadi partisipan) karena sudah mencatatkan gejala dan status kesehatan mereka secara rutin di aplikasi," ungkap Profesor Frances Williams, seperti dilansir King's College London, Selasa (28/4).
Temuan ini juga mengindikasikan bahwa sebagian orang lebih rentan terhadap Covid-19 karena faktor genetik mereka. Tim peneliti menambahkan, peranan genetik dalam menentukan variasi gejala Covid-19 ini dapat memberikan petunjuk penting bagi peneliti untuk mengembangkan terapi Covid-19, sekaligus membantu mengenali orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok berisiko tinggi.