REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom dan cendekiawan Emil Salim mendukung konsep pembelajaran di masa pandemi yang digagas oleh Mendikbud Nadiem Makarim yang berbasis pembelajaran jarak jauh atau distance learning. Emil Salim dalam keterangannya, Jumat (19/6) menyatakan mendukung langkah Mendikbud Nadiem Makarim dalam memutuskan konsep pembelajaran di masa pandemi.
“Meski begitu kita memang harus menyadari bahwa kita masih menghadapi tantangan dalam mengelola pendidikan di Indonesia yang memerlukan dukungan infrastruktur, fasilitas, dan anggaran optimal,” katanya.
Ia juga berharap pemerintah serius mengembangkan SDM dengan membangun infrastruktur terutama di daerah yang masih belum terjangkau listrik, telekomunikasi, air bersih, dan faktor pendukung lainnya. Menurutnya, jika pengembangan SDM dioptimalkan di masa ini dan berfokus pada momentum bonus demografi, Indonesia bisa keluar dari ketertinggalan pada 2045.
Sebelumnya Mendikbud Nadiem melarang sekolah di 429 Kota/Kabupaten untuk belajar tatap muka karena masih berada dalam zona merah Covid-19. Itu artinya ada 94 persen daerah di Indonesia yang melanjutan pembelajaran jarak jauh pada tahun ajaran baru yang dimulai Juli 2020.
Melalui kementeriannya, Mendikbud telah menyediakan beberapa pilihan pembelajaran di antaranya kerja sama dengan TVRI dan radio dalam menyiarkan konten pembelajaran, bekerja sama dengan platform teknologi edukasi dan operator telekomunikasi untuk menggratiskan layanan pembelajaran di masa pandemi. Selain itu juga mengeluarkan kebijakan Dana BOS agar bisa digunakan untuk membantu pembelian pulsa dan kuota siswa dan guru.
Kemudian sejak awal menjabat, Nadiem juga mengeluarkan konsep Merdeka Belajar sebagai upaya memperbaiki sistem pendidikan Indonesia. Mulai dari penghapusan Ujian Nasional (UN), menyederhanakan beban adminisitrasi guru dan dosen, mengubah skema Dana BOS lebih cepat sampai ke sekolah dan lebih besar porsi untuk guru honorer, hingga membuat Program Guru Penggerak. “Saya kira gagasan dan langkah ini perlu kita dukung,” kata Emil.