REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Divisi truk Daimler AG dan Volvo Group akan meluncurkan kendaraan komersial sekitar tahun 2025. Kemungkinan produk itu adalah truk tugas berat (heavy duty) yang berbahan bakar hidrogen.
Dalam kesepakatan kerja sama pada bulan April lalu, Daimler Truck AG dan Volvo Group mengembangkan bersama sistem sel bahan bakar yang digunakan dalam kendaraan-kendaraan komersial kedua perusahaan di masa datang. Usaha patungan Daimler dan Volvo direalisasikan lewat pembentukan perusahaan baru bernama Daimler Truck Fuel Cell GmbH & Co. KG.
Daimler juga bermitra dengan perusahaan Inggris Roll-Royce plc. Dalam kerja sama ini sistem sel bahan bakar yang dikembangkan Daimler bersama Volvo juga akan digunakan oleh Power System Division Roll-Royce.
Dalam sepuluh tahun terakhir, para ahli dari Daimler telah mengembangkan metode dan proses produksi, terutama untuk Daimler Truck Fuel Cell. Dalam kerja sama erat dengan mitra di Vancouver, Kanada, dan dengan kegiatan pengembangan sel bahan bakar yang sedang berlangsung, para ahli yang berbasis di Stuttgart sekarang mentransfer pengalaman itu ke tahap awal langsung dari produksi seri masa depan.
Investasi sedang dilakukan di fasilitas canggih yang meliputi setiap tahap proses produksi sel bahan bakar. Mulai dari pembuatan membran hingga produksi unit sel bahan bakar.
"Kami mengejar visi transportasi netral-CO2 di masa depan. Sel bahan bakar berbasis hidrogen adalah teknologi kunci yang penting strategis dalam konteks ini," kata Martin Daum, Ketua Dewan Manajemen Daimler Truck AG dan Anggota Dewan Manajemen Daimler AG.
Proses produksi industri konvensional tidak dapat langsung ditransfer ke perangkat sel bahan bakar yang sangat kompleks dan sangat sensitif. Misalnya, pemrosesan berbagai komponen rumit terjadi dalam kisaran mikrometer (1 mikrometer = 1 juta meter).
Bahkan, kontaminasi terkecil dapat merusak fungsi sel bahan bakar. Itulah sebabnya ruangan yang bersih dengan udara yang disaring sedang disiapkan untuk beberapa pekerjaan dalam produksi pra-seri yang direncanakan.
Tantangan terbesar bagi para ahli Daimler adalah untuk mencapai siklus produksi pendek, yang penting untuk produksi hemat biaya. Untuk alasan ini, para ahli dalam produksi sel bahan bakar kadang-kadang mengandalkan misalnya pada teknologi dari industri kemasan, yang umumnya tidak digunakan dalam produksi mesin konvensional.