Kamis 23 Jul 2020 16:40 WIB

Menstruasi Dini Dapat Perburuk Gejala Menopause

Gejala menopause yang dimaksud adalah hot flashes (serangan panas).

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan paruh baya (Ilustrasi). Menstruasi dini ada kaitannya dengan risiko gejala menopause yang lebih besar di kemudian hari.
Foto: Piqsels
Perempuan paruh baya (Ilustrasi). Menstruasi dini ada kaitannya dengan risiko gejala menopause yang lebih besar di kemudian hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menstruasi dini telah diketahui berkaitan dengan masalah kesehatan di masa mendatang. Belum lama ini, diketahui pula bahwa menstruasi dini juga berkaitan dengan risiko gejala menopause yang lebih besar di kemudian hari.

Hal ini terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan tim peneliti dari University of Queensland dalam BJOG: An International Journal of Obstetrics & Gynaecology. Studi ini menganalisis data lebih dari 18 ribu perempuan paruh baya di Inggris, Amerika Serikat, dan Australia.

Baca Juga

Studi ini membandingkan risiko gejala menstruasi pada dua kelompok perempuan. Kelompok pertama adalah perempuan yang pertama kali mengalami menstruasi pada usia 11 tahun atau lebih muda. Sedangkan kelompok kedua atau pembanding adalah perempuan yang pertama kali mengalami menstruasi pada usia 14 tahun atau lebih tua.

Hasil studi menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami menstruasi pada usia 11 tahun atau lebih muda berisiko 50 persen lebih tinggi untuk mengalami gejala menopause. Gejala menopause yang dimaksud adalah hot flashes (serangan panas), tiba-tiba merasa panas dan berkeringat di malam hari. Keduanya juga dikenal sebagai gejala vasomotor.

"Risiko para perempuan yang menstruasi dini untuk mengalami kedua gejala sekaligus lebih besar daripada hanya mengalami serangan panas atau berkeringat malam saja," jelas salah satu peneliti Dr Hsin Fang Chung, seperti dilansir Times Now News.

Chung mengatakan, penelitian terdahulu juga mengungkapkan adanya hubungan antara menstruasi dini dengan masalah kesehatan di masa mendatang. Masalah kesehatan ini meliputi diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Ketua Proyek InterLACE Profesor Gita Mishra mengatakan obesitas juga memainkan peran penting dalam temuan baru ini. Mishra mengatakan, perempuan yang mengalami menstruasi dini dan gemuk atau obesitas di usia paruh baya memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan panas dan keringat di malam hari.

"Itu jika dibandingkan dengan perempuan yang mengalami menstruasi pertama di usia 14 tahun atau lebih tua dan memiliki berat badan normal," kata Mishra.

Dari temuan ini, Mishra menyarankan perempuan yang mengalami menstruasi dini untuk lebih melibatkan diri dalam program kesehatan. Khususnya, program untuk mengelola berat badan ketika sudah memasuki usia dewasa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement