Sabtu 01 Aug 2020 17:57 WIB

Astronom Temukan Bintang Kuno di Sekitar Bima Sakti

Bintang kuno memiliki kandungan logam yang sangat rendah.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Galaksi bima sakti (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Galaksi bima sakti (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Astronom kembali mengungkap soal misteri tata surya. Kali ini, para pakar tata surya mengungkap adanya bintang kuno yang masih tersisa di sekitar galaksi bima sakti.

Dilansir dari BGR pada Sabtu (1/8), sebelum galaksi bima sakti tercipta, sebenarnya sempat terdapat sebuah sistem tata surya kuno. Tapi, sistem itu kemudian hilang karena adanya ledakan besar yang selanjutnya membentuk galaksi bima sakti.

Baca Juga

Tapi ternyata, saat ini masih terdapat beberapa bintang kuno yang tersisa. Bintang-bintang yang sangat tua itu saat ini berada di sekitar tepian galaksi. Kumpulan bintang ini sangat menarik karena usianya jauh lebih tua dari bima sakti.

Pimpinan studi, Zhen Wan mengatakan, temuan ini diungkap lewat pengukuran kadar hidrogen dan helium. "Bintang kuno ini memiliki kandungan logam yang sangat rendah sehingga sangat timpang dengan kandungan pada bintang lainya," kata Zhen Wan.

Rendahnya kadar logam itu pun sekaligus menunjukan bahwa bintang itu berusia sangat tua. Uniknya, astronom tak menemukan kumpulan bintang lain yang komposisinya mirip dengan bintang kuno ini.

Temuan ini pun sekaligus melengkapi catatan eksplorasi yang tengah dilakukan oleh para astronom. Karena, saat ini para astronom ingin memperdalam soal awal mula terbentuknya bintang dan galaksi pertama di alam semesta.

Dilansir dari IFL Science pada Juni, kajian ini sendiri dilakukan dengan bantuan Hubble Space Telescope (HST). Pendalaman ini pun mencakup galaksi yang terbentuk pada 500 juta hingga 1 miliar tahun setelah big bang.

Pengamatan yang dilakukan oleh European Space Agency itu dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti kapan bintang dan galaksi pertama terbentuk pada alam semesta. Pengamatan itu pun menduga bahwa bintang dan galaksi sebenarnya sudah terbentuk jauh lebih dahulu dari yang selama ini diduga.

Kunci dari pendalaman ini adalah dengan mengamati bintang-bintang yang disebut dengan Population III. Bintang ini merupakan sisa dari big bang dan terdiri dari gas primordial seperti hidrogen, helium dan lithium dan sama sekali tak mengandung oksigen, nitrogen, karbon dan besi.

Dari situ, para astronom menyimpulkan bahwa itu bukanlah bintang yang pertama terbentuk. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan lebih lanjut soal bintang dan galaksi pertama yang terbentuk.

Pengamatan ini sendiri dipimpin oleh Rachana Bhatawdekar dari European Space Agency. Menurutnya, misi ini didukung oleh Hubble's Wide Field Camera 3 dan Advanced Camera for Survey .

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement