Sabtu 29 Aug 2020 21:48 WIB

5 Cara Turunkan Risiko Kanker Kolon

Kanker kolon merupakan jenis kanker yang bermula di usus besar atau kolon.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Kanker kolon merupakan jenis kanker yang bermula di usus besar atau kolon (Foto: ilustrasi sel kanker)
Foto: youtube
Kanker kolon merupakan jenis kanker yang bermula di usus besar atau kolon (Foto: ilustrasi sel kanker)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Chadwick Boseman meninggal dunia setelah bergelut dengan kanker kolon selama empat tahun. Boseman terdiagnosis dengan kanker kolon stadium III pada 2016, dan sejak saat itu kankernya terus berkembang menjadi kanker kolon stadium IV.

Kanker kolon merupakan jenis kanker yang bermula di usus besar atau kolon. Kanker kolon terkadang disebut sebagai kanker kolorektal, yang merupakan kombinasi antara kanker kolon dan kanker rektum.

Baca Juga

Kanker kolorektal merupakan jenis kanker terbanyak ketiga yang ditemukan pada laki-laki. Kanker ini juga merupakan jenis kanker terbanyak kedua yang ditemukan pada perempuan.

Seperti dilansir Mayo Clinic, Sabtu (29/8), kanker kolon memiliki faktor risiko yang tidak bisa diubah seperti faktor genetik. Akan tetapi, hanya sebagain kecil dari kasus kanker kolon yang berkaitan dengan faktor genetik yang diturunkan.

Kanker kolon juga memiliki beragam faktor risiko yang bisa diubah. Kebanyakan dari faktor risiko yang bisa diubah ini berkaitan dengan gaya hidup. Misalnya, pengaturan pola makan atau diet, berat badan, dan aktivitas fisik. Faktor risiko yang berkaitan dengan gaya hidup ini dinilai sebagai faktor risiko terkuat pada kasus kanker kolon, menurut American Cancer Society.

Seperti dilansir American Cancer Society, ada lima cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko kanker kolona atau kanker kolorektal secara umum. Berikut ini adalah kelima cara tersebut.

photo
Aktor Chadwick Boseman meninggal dunia, Jumat (28/8), akibat kanker kolon atau usus besar yang dideritanya - (EPA)

Skrining Kolorektal

Skrining bertujuan untuk menemukan adanya kanker sebelum tanda atau gejala dari kanker itu muncul. Skrining kolorektal dapat membantu menemukan adanya polip di area kolon atau rektum. Dengan begitu, polip bisa segera diangkat sebelum berkembang menjadi kanker.

Selain menemukan polip, skrining kolorektal juga bermanfaat dalam menemukan kasus kanker kolon dan juga kanker rektum pada stadium awal. Kanker yang ditemukan dan ditangani lebih cepat dapat memberikan hasil yang lebih baik. Skrining kolorektal sebaiknya dilakukan secara rutin ketika seseorang sudah memasuki usia 45 tahun.

Konsumsi Sayur, Buah, dan Gandum

Pengaturan pola makan atau diet yang kaya akan sayuran, buah, dan gandum berkaitan dengan penurunan risiko kanker kolon atau kanker rektum. Selain itu, kurangi pula asupan daging merah dan daging olahan karena keduanya berkaitan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.

Olahraga Rutin

Pola hidup yang tidak aktif berkaitan dengan risiko kanker kolon atau kanker rektum yang lebih tinggi. Oleh karena itu, olahraga yang rutin dapat membantu untuk menurunkan risiko tersebut.

Jaga Berat Badan

Kegemukan dan obesitas turut meningkatkan risiko terkena dan mengalami kematian akibat kanker kolon atau kanker rektum. Menerapkan pola makan yang sehat dan meningkatkan aktivitas fisik merupakan beberapa cara yang dapat membantu untuk mengontrol berat badan.

Jangan Merokok dan Minum Alkohol

Perokok jangka panjang memiliki risiko lebih besar untuk terkena dan mengalami kematian akibat kanker kolon atau kanker rektum dibandingkan non perokok. Perokok yang ingin berhenti bisa menghubungi layanan berhenti merokok untuk mendapatkan pendampingan yang lebih baik. Konsumsi alkohol juga sebaiknya dihindari karena berkaitan dengan risiko kanker kolorektal yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement