Selasa 03 Nov 2020 05:05 WIB

Pakar Jelaskan Gula Bisa Pengaruhi Kinerja Otak

Gula sederhana di dalam sel tubuh diperlukan sebagai bahan bakar sel, termasuk otak.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Gula sederhana di dalam sel tubuh diperlukan sebagai bahan bakar sel, termasuk otak (Foto: ilustrasi gula)
Foto: Needpix
Gula sederhana di dalam sel tubuh diperlukan sebagai bahan bakar sel, termasuk otak (Foto: ilustrasi gula)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Glukosa, gula sederhana yang ada dalam sel tubuh, sangat diperlukan sebagai bahan bakar sel, termasuk sel otak. Kita bisa mendapatkan glukosa dari makanan seperti buah-buahan, nasi, roti, mie atau kentang. Tetapi bagaimana dengan konsumsi makanan manis? Apakah itu juga baik bagi otak?

Asisten Profesor Ilmu Saraf di Mount Sinai School of Medicine, Nicole Avena, PhD, menjelaskan, ketika gula menyentuh lidah, ia mengaktifkan indera perasa tertentu yang mengirim sinyal ke otak, termasuk korteks serebral. Sinyal itu kemudian mengaktifkan dan melepas dopamin (zat kimia otak yang membuat Anda merasa nyaman), dan membuat kita ingin mengulanginya lagi.

Baca Juga

Mengonsumsi terlalu banyak gula akan membuat tingkat dopamin tidak seimbang, seperti yang terjadi saat mengonsumsi makanan lebih sehat. Itulah yang membuat banyak orang yang kecanduan makanan manis.

Dalam sebuah studi yang melibatkan tikus menemukan bahwa tikus yang mengonsumsi banyak gula tidak terlalu baik dalam tugas memori tertentu. Itu menunjukkan bahwa fungsi otak tertentu di area prefrontal dan hipokampus (area penting untuk pembentukan dan retensi memori) terganggu.