Kamis 05 Nov 2020 12:50 WIB

Nadiem Kunjungi Sekolah Terdampak Gempa Palu

Nadiem memastikan pemulihan sekolah pascagempa tahun 2018 lalu berjalan lancar.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak-anak bermain di kompleks hunian tetap (Huntap) bagi para korban bencana di Palu, Sulawesi tengah, Sabtu (26/9/2020). Setelah dua tahun bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu, Sigi dan Donggala 28 September 2018 yang menelan korban lebih dari 5.000 jiwa, sejumlah korban yang kehilangan rumah kini sudah menempati huntap yang dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Anak-anak bermain di kompleks hunian tetap (Huntap) bagi para korban bencana di Palu, Sulawesi tengah, Sabtu (26/9/2020). Setelah dua tahun bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu, Sigi dan Donggala 28 September 2018 yang menelan korban lebih dari 5.000 jiwa, sejumlah korban yang kehilangan rumah kini sudah menempati huntap yang dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim melakukan kunjungan kerja ke Kota Palu, Sulawesi Tengah. Kunjungannya untuk memastikan pemulihan sekolah pascagempa tahun 2018 lalu berjalan dengan lancar.

Sekolah pertama yang dikunjungi adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Kota Palu. Sekolah itu terdampak gempa cukup parah.

Baca Juga

Pada kunjungan ini, Mendikbud berharap pembangunan sekolah oleh pemerintah bersama United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, berjalan dengan baik. "Tolong beritahukan saya, kalau ada apa-apa lagi yang bisa dilakukan Kemendikbud," ujar Nadiem dalam keterangannya, Kamis (5/11).

Nadiem mengatakan, kerja keras pemerintah pusat dalam mewujudkan pendidikan yang baik tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa gotong royong. Oleh karena itu, pemerintah daerah, kepala sekolah, dan guru menjadi ujung tombak dalam mewujudkan pendidikan berkualitas.

Pascagempa tahun 2018, SMK Negeri 8 Kota Palu tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan kelas darurat. Bangunan kelas darurat tersebut dibuat oleh Kemendikbud sebanyak enam unit, dan juga tiga unit dari swasta.

"Meskipun dengan kelas darurat, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik melalui dua metode yaitu secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring),"kata Wakil kepala sekolah bagian kurikulum, Tardi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement