REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengingatkan agar lembaga pendidikan vokasi tidak hanya sekadar fokus pada keahlian teknis (hard skill). Pendidikan vokasi juga harus memperhatikan keahlian non-teknis (soft skill).
"Empat karakter dasar yang harus dimiliki lulusan vokasi adalah kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja dalam target, kemampuan bekerja secara team work, kemampuan berpikir kritis, dan tidak mudah bosan dan menyerah dalam berkarya," kata Wikan, dalam keterangannya, Kamis (12/11).
Selain itu, hal yang penting terkait pendidikan vokasi adalah penyelarasan dengan industri. Kompetensi lulusan sekolah vokasi harus sesuai dengan kebutuhan industri sehingga keahliannya benar-benar bisa dimanfaatkan.
Terkait hal ini, Direktorat Kemitraan dan Penyelerasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) menyelenggarakan Gebyar Pendidikan Vokasi Bidang Perhotelan dan Kapal Pesiar. Wikan mengatakan, kebijakan link and super match sekolah vokasi dan industri harus disusun mulai dari hilir.
"Yaitu mulai identifikasi kebutuhan dan perkembangan teknologi di DUDI, berlanjut dan bermuara pada hulu satuan pendidikan," kata dia lagi.
Sementara itu, Direktur Mitras DUDI Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Ahmad Saufi mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk mempertemukan dan menyelaraskan dunia pendidikan dan dunia industri. "Selain itu, juga sebagai demand side, khususnya dalam bidang perhotelan dan kapal pesiar agar tercipta sebuah ekosistem pendidikan vokasi yang saling link and match," kata Ahmad.