Rabu 25 Nov 2020 15:49 WIB

Mahasiswa Temukan Teks yang Hilang dari Abad Ke-15

Naskah yang hilang ditemukan dengan teknik ultraviolet-fluoresensi

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Sistem pencitraan ultraviolet-fluoresensi memunculkan tulisan yang hilang pada abad ke 15.
Foto: phys
Sistem pencitraan ultraviolet-fluoresensi memunculkan tulisan yang hilang pada abad ke 15.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim mahasiswa dari Rochester Institute of Technology (RIT), Amerika Serikat (AS) menemukan tulisan yang telah hilang dari abad ke-15. Penemuan didapatkan dengan menggunakan sistem pencitraan ultraviolet-fluoresensi.

Dengan menggunakan teknik itu, mereka menemukan manuskrip abad ke-15 yang  disimpan di RIT's Cary Graphic Arts Collection adalah palimpsest. Palimpsest adalah naskah perkamen yang dituliskan di atas bahan yang pernah ditulisi tulisan lain.

Baca Juga

Membuat perkamen adalah hal yang memakan biaya besar. Untuk itu, banyak yang menulis di daun. Daun sering dikikis atau dihapus, kemudian digunakan kembali.

Meski teks yang terhapus tidak terlihat dengan mata telanjang, tanda kimiawi dari tulisan awal terkadang dapat dideteksi menggunakan area spektrum cahaya lain. Dengan sistem pencitraan yang dikembangkan tim mahasiswa, perkamen dari koleksi Cary dipinjam dan saat salah satunya diletakkan di bawah sinar UV.

Tim dibuat kaget karena muncul teks yang menunjukkan kursif Prancis yang menakjubkan.  "Ini luar biasa karena dokumen ini telah ada di Cary Collection selama sekitar satu dekade dan tidak ada yang memperhatikan. Karena itu juga dari Koleksi Ege, di mana ada 30 halaman lain yang diketahui dari buku ini, sungguh menarik bahwa 29 halaman lainnya yang kami tahu lokasinya berpotensi juga menjadi palimpsests,” ujar Zoë LaLena, mahasiswa tahun kedua di fakultas ilmu pencitraan yang mengerjakan proyek studi tersebut, dilansir Phys, Jumat (20/11).

Sistem pencitraan awalnya dibangun oleh 19 siswa yang terdaftar di Chester F. Carlson Center for Imaging Science's Innovative Freshman Experience. Ini adalah sebuah kursus berbasis proyek selama setahun yang memiliki program ilmu pencitraan, ilmu gambar bergerak, dan ilmu fotografi.

Ketika RIT beralih ke aktivitas pembelajaran jarak jauh pada Maret karena pandemi virus corona jenis baru (COVID-19), para siswa tidak dapat menyelesaikannya.  Namun, berkat sumbangan dari Jeffrey Harris dari ilmu fotografi dan instrumentasi serta Joyce Pratt, tiga siswa menerima dana untuk melanjutkan pembangunan. Proyek dilakukan kembali pada Juni.

Steven Galbraith, kurator Cary Graphic Arts Collection mengatakan sangat senang tim mahasiswa menemukan daun manuskrip adalah palimpsest. Daun serupa telah dipelajari secara ekstensif oleh para sarjana di seluruh negeri, namun selama ini tidak pernah diuji dengan sinar UV atau dicitrakan sepenuhnya.

Kolektor, pendidik, dan sejarawan Otto Ege membuat koleksi daun dari manuskrip abad pertengahan yang rusak atau tidak lengkap. Dia kemudian menjualnya atau mendistribusikannya ke perpustakaan dan pemilik koleksi khusus di seluruh Amerika Utara, termasuk ke Cary Collection.

Galbraith mengatakan senang karena itu berarti bahwa banyak institusi budaya dan akademis lainnya dengan daun Ege Collection yang saat ini mungkin memiliki palimpsests dalam koleksi mereka untuk dipelajari.

Tim mahasiswa mengatakan tertarik untuk melihat apakah lebih banyak daun manuskrip dari koleksi Ege yang merupakan palimpsests. Mereka mencitrakan daun Koleksi Ege lain di Perpustakaan Umum Buffalo dan Erie County yang ternyata palimpsest dan menjangkau kurator lain di seluruh wilayah AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement