Selasa 15 Dec 2020 16:06 WIB

Kemendikbud Susun Program Upgrade Prodi D-3 Jadi D-4

Perguruan tinggi yang ingin tetap dipersilakan untuk tidak memilih opsi peningkatan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ratna Puspita
Ditektur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto saat melakukan sosialisasi kebijakan dengan wartawan, di Gedung E Kemendikbud, Selasa (15/12).
Foto: Humas kemendikbud
Ditektur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto saat melakukan sosialisasi kebijakan dengan wartawan, di Gedung E Kemendikbud, Selasa (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) membuat program peningkatan prodi diploma tiga (D-3) menjadi sarjana terapan (D-4). Hal ini akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa mendapatkan jenjang pendiidkan yang lebih tinggi. 

Dirjen Diksi Wikan Sakarinto mengatakan perguruan tinggi vokasi (PTV) bisa mengajukan peningkatan prodi dengan syarat sudah memiliki atau melibatkan rekanan dunia usaha dunia industri (DUDI) pada program D-4. "Jadi kalau PTV ingin prodi D3 ditingkatkan menjadi sarjana terapan, syaratnya adalah memiliki rekam jejak, sudah berhasil link and super match dengan beberapa DUDI yang berputasi," kata Wikan, di Jakarta, Selasa (15/12). 

Baca Juga

Perguruan tinggi juga harus memiliki pengembangan prodi yang kuat dan visioner jauh ke depan. Termasuk dalam hal pengembangan kerja sama luar negeri dan pengembangan kewirausahaan yang tangguh. 

Ia menambahkan, PTV juga harus memiliki peta jalan pengembangan prodi hingga 15 tahun ke depan serta strategi promosi prodi sarjana terapan ke masyarakat dan DUDI. Namun, PTV yang masih menginginkan prodinya tetap pada jenjang D-3 dipersilakan untuk tidak memilih opsi peningkatan ini. 

Pada dasarnya, Wikan tidak memaksa PTV untuk meningkatkan prodi D-3 mereka menjadi D-4 seluruhnya. Selain wajib memiliki kolaborasi dengan DUDI, peningkatan prodi D-3 menjadi D-4 juga harus mengutamakan softskill dan karakter dalam menyusun kurikulumnya. 

Kurikulum peningkatan program ini juga harus disusun ulang dan mengalami perubahan secara signifikan. Menurut Wikan, ketika softskill dan karakter dominan maka akan memungkinkan semakin banyak wirausaha. 

"Karena kalau kurikulumnya itu hanya menghasilkan tukang, maka mereka akan jadi pegawai. Tapi kalau softskill dan karakter bisa menghasilkan entrepreneur," kata dia lagi. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement