Ahad 27 Dec 2020 00:40 WIB

Studi: Vitamin D Bisa Atasi Dampak Covid-19

Sembilan dari 10 kematian akibat Covid-19 dapat dicegah kalau kadar vitamin D cukup.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Reiny Dwinanda
Vitamin D telah digunakan sebagai bagian dari pengobatan Covid-19 di rumah sakit Amerika Serikat.
Foto: EPA
Vitamin D telah digunakan sebagai bagian dari pengobatan Covid-19 di rumah sakit Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah laporan mengungkapkan bahwa dampak infeksi virus corona dapat dilawan dengan menggunakan persediaan yang biasa ada di lemari obat, salah satunya vitamin D. Penelitian mengungkapkan, sembilan dari 10 kematian Covid-19 dapat dicegah jika orang-orang memiliki tingkat vitamin D yang cukup.

Dr. Peter Osborne dari Origins Nutrition Center di Sugar Land, Texas, mengatakan kepada FOX 26 di Houston bahwa puluhan penelitian terbaru menunjukkan mengonsumsi vitamin D adalah cara mudah untuk melawan Covid-19. Dokter bisa meminta tes darah untuk memeriksa kadar vitamin Anda secara keseluruhan.

Baca Juga

"Saya pikir itu mungkin salah satu hal paling cerdas yang bisa dilakukan seseorang saat ini," ungkap Osborne, dilansir Fox News, Sabtu (26/12).

Para pakar medis sejauh ini mengatakan bahwa orang dengan vitamin D rendah yang terkena Covid-19 memiliki kecenderungan lebih besar untuk meninggal. Mereka juga punya kecenderungan lebih besar ke arah hiper-inflamasi pada badai sitokin yang menyertai Covid-19 dan memiliki kecederungan lebih besar untuk menggunakan ventilator.

"Ketika seseorang dengan penyakit Covid-19 menggunakan ventilator, itu bukan hal yang baik. Hasilnya tidak bagus, jadi jika kita dapat menjauhkan orang dari ventilator dan kita dapat menjaga sistem kekebalan mereka dengan dukungan sangat baik dari nutrisi, itu paling masuk akal," jelasnya.

Menurut laporan FOX 26, studi tambahan juga mengungkapkan sembilan dari 10 kematian akibat Covid-19 dapat dicegah jika orang-orang memiliki tingkat vitamin D yang memadai. Di musim dingin, kadar vitamin D berkurang karena lebih sedikit orang yang berada di luar dan tidak berjemur.

Padahal, manusia membutuhkan setidaknya 20 menit sinar matahari setiap hari untuk mendapatkan jumlah vitamin D yang cukup. Karena itulah suplemen sering dibutuhkan untuk mencapai tingkat yang sehat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement