REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia sudah memulai proses vaksinasi covid-19. Indonesia telah menyetujui vaksin Coronavac untuk penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM RI). Vaksin ini memiliki tingkat efikasi 65,3 persen.
"Tingkat efikasi adalah seberapa bagus vaksin itu bekerja dalam uji klinis. Tingkat efektivitas adalah bagaimana vaksin itu bekerja ketika sudah diberikan kepada masyarakat umum," kata Adrian Esterman, kepala bagian BioStatistika dan Epidemiologi di University of South Australia, Adelaide.
Artinya bila 100 orang divaksinasi dalam uji klinik dan tingkat efikasi menunjukkan 50 persen, berarti 50 orang yang divaksin itu akan kebal dari penyakit. Namun, menurut Dr Esterman ketika vaksin yang sama diberikan kepada masyarakat umum, tingkat efikasinya bisa berbeda, karena dalam uji coba, tidak semua lapisan masyarakat masuk dalam uji coba.
"Dalam uji coba, kita bisa memilih siapa yang akan menjadi relawan," kata Dr Esterman.
"Namun di masyarakat, ada saja orang yang hamil dan yang lain memiliki kondisi kesehatan berbeda-beda, khususnya lansia yang sudah memiliki banyak kondisi kronis."
Untuk mengukur tingkat efektivitas, perusahaan vaksin akan melakukan uji coba tahap keempat. Perusahaan akan memantau dampak samping atau memantau masalah yang tidak diduga sebelumnya akan terjadi.
Berbagai negara sudah memulai program vaksinasi. Negara-negara juga sudah mulai memasan vaksin dari produsen yang berbeda-beda. Vaksin yang sudah disetujui digunakan di beberapa negara sejauh ini hanya bisa mengurangi tingkat keparahan ketika terkena COVID-19 dan masih belum diketahui apakah mereka yang divaksin tidak akan terkena sesudahnya.
Tidak diketahui juga apakah mereka yang sudah divaksin akan tidak bisa menyebarkan virus ke yang lain, serta berapa lama mereka mendapat perlindungan. Meski masih ada ketidakjelasan, banyak negara sudah memesan jutaan vaksin yang memiliki tingkat efikasi yang berbeda.