Jumat 15 Jan 2021 22:19 WIB

Garis Merah Proses Demokrasi di Amerika Serikat

Pemicunya adalah klaim Trump bahwa pemilu yang dimenangkan Joe Biden telah dicurangi.

Red: Heri ruslan
Dindin Jamaluddin, Wakil Dekan FTK UIN SGD Bandung.
Foto: dok pri
Dindin Jamaluddin, Wakil Dekan FTK UIN SGD Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr Dindin Jamaluddin (Wakil Dekan FTK UIN SGD Bandung)

Rabu kelabu bagi demokrasi di Amerika, dan juga mungkin di dunia. Tanpa diduga, para pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Capitol Hill. Bahkan, empat orang dilaporkan tewas. 

Sebuah fase sejarah yang akan dicatat dengan garis merah dalam proses demokrasi di Amerika khususnya, dan di dunia umumnya. Pemicunya adalah klaim dari Trump bahwa pemilu yang dimenangkan Joe Biden telah dicurangi.

Setelah kejadian itu, seluruh dunia mengecam. Bahkan, wakil presiden incumbent tidak sependapat dengan presidennya. Hal yang menarik perhatian adalah reaksi dari berbagai kalangan, misalnya, dari penyokong dana bagi Partai Republik. Hal ini memastikan bahwa terdapat collective agreement -kalimatun sawa-, "Katakan tidak untuk kerusuhan!"