Rabu 15 Sep 2021 07:44 WIB

Kekebalan Hibrida Beri Perlindungan Lebih dari Covid-19

'Kekebalan Hibrida' merupakan kekebalan alami yang dikombinasikan dengan vaksin.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
'Kekebalan Hibrida' merupakan kekebalan alami yang dikombinasikan dengan vaksin.
Foto: Pixabay.
'Kekebalan Hibrida' merupakan kekebalan alami yang dikombinasikan dengan vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa vaksin yang ditambah dengan kekebalan alami mengarah pada perlindungan yang sangat kuat, termasuk terhadap varian virus corona. Kekebalan yang dikenal dengan nama 'hibrida' ini adalah kekebalan alami dari infeksi yang dikombinasikan dengan kekebalan dari vaksin. Kondisi itu menghasilkan perlindungan yang lebih kuat bila dibandingkan hanya dengan infeksi atau vaksin saja.

“Benar ada peningkatan kekebalan yang dramatis pada orang yang sebelumnya telah terinfeksi jika mereka mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin,” kata seorang profesor imunologi di La Jolla Institute for Immunology di California, Shane Crotty dilansir NBC News, Rabu (15/9).

Baca Juga

Asisten profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di Oregon Health and Science University, Fikadu Tafesse, setuju dengan pendapat itu. Penelitian Tafesse telah menemukan vaksinasi menghasilkan peningkatan tingkat antibodi penawar terhadap varian bentuk virus corona pada orang yang sebelumnya telah terinfeksi.

“Anda akan mendapatkan perlindungan yang lebih baik dengan juga mendapatkan vaksinasi dibandingkan dengan hanya infeksi,” ujar Tafesse.

Meskipun kasus Covid-19 sebelumnya memberikan beberapa tingkat kekebalan, tetapi jumlah perlindungan dapat bervariasi, sehingga membuat beberapa orang rentan terhadap infeksi ulang. Seorang profesor imunologi di University of Arizona, Deepta Bhattacharya mengatakan, satu vaksin untuk orang yang pulih dari Covid-19 membuat antibodinya meroket, termasuk yang menetralisir varian virus baru.

Baca juga : Menko PMK Siapkan Pedoman Endemi

Dalam sebuah penelitian yang diunggah di BioRxiv, para peneliti di Rockefeller University di New York City melihat bagaimana berbagai jenis kekebalan akan melindungi terhadap varian potensial. Untuk melakukannya, mereka merancang versi modifikasi dari protein lonjakan virus corona dengan 20 mutasi yang terjadi secara alami untuk menguji bagaimana antibodi akan bekerja melawannya.

Protein lonjakan yang dimodifikasi itu diuji di piring laboratorium terhadap antibodi dari orang yang telah pulih dari Covid-19, dari mereka yang telah divaksinasi, dan dari mereka yang memiliki kekebalan hibrida. Protein lonjakan mampu menghindari antibodi dari dua kelompok pertama, tetapi tidak antibodi dari orang-orang dengan kekebalan hibrida.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement