Kamis 18 Nov 2021 06:34 WIB

Twitter Desain Ulang Label Misinformasi

Label peringatan baru didesain ulang agar lebih efektif dan tidak membingungkan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Twitter
Foto: Reuters
Twitter

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Pengguna Twitter akan segera melihat label peringatan baru pada tweet palsu dan menyesatkan. Label peringatan baru didesain ulang agar lebih efektif dan tidak membingungkan.

Label yang telah diuji perusahaan sejak Juli adalah pembaruan dari Twitter yang digunakan untuk misinformasi pemilu sebelum dan sesudah pemilihan presiden 2020 di Amerika Serikat (AS). Label-label itu menuai kritik karena tidak berbuat cukup untuk mencegah orang menyebarkan kebohongan yang jelas.

Baca Juga

Dilansir dari Japan Today, Rabu (17/11), peluncuran desain ulang di seluruh dunia pada Selasa (16/11) adalah upaya untuk membuat label ini lebih berguna dan lebih mudah diperhatikan.

Para ahli mengatakan label seperti itu, yang juga digunakan oleh Facebook, dapat membantu pengguna. Twitter hanya melabeli tiga jenis informasi yang salah. Pertama, “media yang dimanipulasi”, seperti video dan audio yang telah diubah secara menipu dengan cara yang dapat menyebabkan bahaya di dunia nyata. Kedua, misinformasi terkait pemilu. Ketiga, tweet palsu atau menyesatkan terkait Covid-19.

Desain baru menambahkan warna oranye dan merah pada label sehingga lebih menonjol dibandingkan versi lama. Versi lama berwarna biru dan menyatu dengan skema warna Twitter. Meskipun ini dapat membantu, Twitter mengatakan pengujiannya menunjukkan bahwa jika suatu label terlalu menarik perhatian, hal itu menyebabkan lebih banyak orang me-retweet dan membalas tweet asli.

Twitter mengatakan Selasa (16/11) bahwa label yang didesain ulang menunjukkan peningkatan 17 persen dalam “rasio klik-tayang”, yang berarti bahwa lebih banyak orang mengeklik label yang didesain ulang untuk membaca informasi yang menyangkal tweet palsu atau menyesatkan.

Tweet menyesatkan yang mendapat label yang didesain ulang-dengan ikon oranye dan kata-kata “tetap terinformasi” juga lebih kecil kemungkinannya untuk di retweet atau disukai daripada tweet dengan label aslinya.

Tweet dengan misinformasi yang lebih serius-misalnya, tweet yang mengklaim bahwa vaksin menyebabkan autisme-akan diberi label yang lebih kuat, dengan kata “menyesatkan” dan tanda seru berwarna merah. Tidak mungkin untuk membalas, menyukai, atau me-retweet pesan-pesan ini.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement