REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ilmuwan di Universitas Standford terinspirasi oleh cara burung mendarat dan hinggap di dahan. Mereka membuat robot penggenggam yang dapat dipasang di drone, yang memungkinkan robot menangkap objek dan mencengkeram berbagai permukaan.
Kemajuan tersebut dapat memungkinkan robot terbang untuk menghemat daya dalam situasi di mana mereka mungkin diminta untuk melayang (misalnya dalam misi pencarian dan penyelamatan) atau membantu ahli ekologi mengumpulkan data dengan lebih mudah di hutan.
“Kami ingin dapat mendarat di mana saja-itulah yang membuat menarik dari perspektif teknik dan robotika,” kata David Lentink, yang ikut menulis makalah tentang desain di Science Robotics yang dirilis Rabu (1/12) mengatakan kepada AFP, dilansir dari Malay Mail, Kamis (2/12).
Tim telah menjuluki proyek mereka stereotyped nature-inspired aerial grasper atau SNAG. Para ahli robotika sering melihat hewan menyelesaikan masalah teknik yang sulit, namun meniru cara burung terbang dan hinggap setelah jutaan tahun evolusi bukanlah hal yang mudah.
Tim mempelajari data yang mereka kumpulkan di burung beo menggunakan kamera berkecepatan tinggi untuk melihat bagaimana burung-burung itu mendarat di tempat bertengger dengan berbagai ukuran dan bahan. Tempat bertengger juga berisi sensor untuk menangkap tingkat kekuatan yang terkait dengan pendaratan, bertengger, dan lepas landas.