Selasa 21 Dec 2021 13:49 WIB

Dua Gejala tak Biasa Infeksi Varian Omicron

Varian omicron menimbulkan gejala Covid-19 yang berbeda dengan varian lainnya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Infeksi omicron menimbulkan gejala yang berbeda dengan gejala klasik Covid-19.
Foto:

Lebih cepat menular, infeksi ulang

Sementara itu, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (20/12) mengungkapkan bahwa varian omicron lebih cepat menular daripada varian delta . Varian tersebut dapat menginfeksi penerima vaksin atau penyintas Covid-19.

"Ada bukti konsisten bahwa omicron secara signifikan menyebar lebih cepat ketimbang varian delta dan kemungkinan orang-orang yang sudah divaksin atau penyintas Covid-19 dapat terinfeksi atau kembali terinfeksi," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat konferensi pers di Jenewa.

Kepala ilmuan WHO Soumya Swaminathan mengatakan bahwa varian omicron berhasil lolos dari beberapa respons imun. Itu artinya bahwa program vaksinasi booster yang sedang berlangsung di banyak negara harus menargetkan orang-orang dengan sistem imun yang lemah.

Omicron tampaknya lebih lincah menghindari antibodi yang dihasilkan dari sejumlah vaksin Covid-19. Meski begitu, ada bentuk imun lain yang mungkin mencegah infeksi dan penyakit, menurut pejabat WHO.

"Kami tidak percaya bahwa semua vaksin akan menjadi tidak efektif sama sekali," kata Swaminathan.

Pakar WHO Abdi Mahamud menjelaskan, antibodi netralisasi memang menurun. Akan tetapi, hampir semua data menunjukkan bahwa T-sel masih utuh dan itulah yang paling penting.

"Selagi pertahanan antibodi dirusak dari beberapa penjuru, ada harapan bahwa sel T, yang menjadi pilar kedua dalam respons imun, mampu mencegah penyakit parah dengan menyerang sel manusia yang terinfeksi," tuturnya.

Kewalahan

Ketua Federasi Rumah Sakit Jerman, Gerald Gass, mengatakan varian omicron yang menyebar dengan cepat dapat melumpuhkan sistem kesehatan yang sudah kewalahan di Jerman. Gass mengatakan rumah sakit akan terdesak mencapai batas kapasitas rawat maksimal jika kasus omicron menjadi lebih agresif dalam beberapa pekan mendatang.

"Studi menunjukkan varian omicron lebih menular daripada varian delta, dan perlindungan vaksin lebih rendah tanpa suntikan booster. Jika perkiraan itu benar, dalam skenario terburuk, kita akan memiliki sejumlah besar pasien yang sakit parah," ujar Gass, dilansir Anadolu Agency, Selasa (21/12).

Pada Ahad (19/12), terdapat 4.621 pasien virus corona yang sakit parah dan menjalani perawatan di unit perawatan intensif di seluruh Jerman. Dari total jumlah tersebut, sebanyak 2.634 di antaranya menggunakan ventilator.

Gelombang keempat Jerman telah stabil selama sepekan terakhir, dengan kasus harian turun menjadi rata-rata hampir 40 ribu. Kasus menurun setelah pemerintah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement