Jumat 07 Jan 2022 04:36 WIB

UTBK SBMPTN Hadirkan Materi Ujian Bahasa Inggris

Pada 2021, UTBK SBMPT hanya Tes Potensi Skolastik dan Tes Kompetensi Akademik.

Rep: Ronggo Astungkoro / Red: Ratna Puspita
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan pada pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam rangka Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2021 di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jalan Dr Setiabudi, Kota Bandung, Selasa (13/4). Penyelenggaraan UTBK SBMPTN yang diikuti oleh 776.519 peserta dan dilaksanakan dalam dua gelombang mulai dari 12 April hingga 4 Mei 2021 tersebut menerapkan protokol kesehatan yang ketat guna mengantisipasi penyebaran Covid-19. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan pada pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam rangka Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2021 di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jalan Dr Setiabudi, Kota Bandung, Selasa (13/4). Penyelenggaraan UTBK SBMPTN yang diikuti oleh 776.519 peserta dan dilaksanakan dalam dua gelombang mulai dari 12 April hingga 4 Mei 2021 tersebut menerapkan protokol kesehatan yang ketat guna mengantisipasi penyebaran Covid-19. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mengungkapkan, akan ada sedikit perbedaan dalam materi tes Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) tahun ini. Perbedaannya, terdapat pada materi ujian, yakni terdapat tambahan materi bahasa Inggris.

"Ada satu perbedaan, materi tes. Pada materi tes 2021 itu kan, hanya Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA). Tahun 2022 ini ada bahasa Inggris," ungkap Ketua Pelaksana LTMPT 2022, Budi Prasetyo, dalam diskusi daring, Kamis (6/1).

Baca Juga

Dia menjelaskan, tambahan materi ujian bahasa Inggris itu merupakan keputusan para rektor perguruan tinggi negeri. Menurut dia, semua rektor setuju dan menganggap materi ujian bahasa Inggris tersebut diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran di perguruan tinggi kelak.

"Keputusan para rektor itu semua setuju dan semua menganggap perlu  karena bahasa Inggris itu sangat diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran di perguruan tinggi," jelas dia.