Selasa 15 Mar 2022 13:16 WIB

Gunakan 200 Laser, Ilmuwan Buat Eksperimen Mirip di Gugus Galaksi Raksasa

Dengan 200 laser seperti berada di pusat matahari atau 10 juta derajat Celcius.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Galaksi (ilustrasi).
Foto: Science Alert
Galaksi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Ilmuwan melakukan eksperimen earthbound. Eksperimen ini mereplikasi panas ekstrem yang ditemukan di gugus galaksi yang terletak di luar angkasa menggunakan hampir 200 laser.

Harapannya, rangkaian eksperimen ini akan mengungkap lebih banyak tentang kondisi di dalam kelompok galaksi raksasa. Di sini, gas hidrogen dapat terbakar pada suhu yang kira-kira sama dengan yang terjadi di pusat matahari kita, atau kira-kira 10 juta derajat Celcius.

Baca Juga

Para ilmuwan tidak yakin bagaimana kondisi ultrapanas ini dapat bertahan dalam gugus galaksi karena model yang dibuat fisikawan menunjukkan bahwa gas seharusnya mendingin selama 13,77 miliar tahun alam semesta telah ada.

Jadi sebuah tim sedang menyelidiki kondisi ini dengan fasilitas laser paling energik di dunia, yakni National Ignition Facility di Lawrence Livermore National Laboratory di California. Kondisi tersebut tercipta dalam lingkungan berukuran sangat panas yang hanya berlangsung sepersekian detik. Ini merupakan awal yang baik untuk memahami lebih lanjut tentang lingkungan gugus galaksi.

“Para ilmuwan memfokuskan 196 laser ke satu target kecil, menciptakan plasma putih-panas dengan medan magnet intens yang ada selama seperbeberapa miliar detik,” University of Chicago, sebuah lembaga yang berpartisipasi, mengatakan dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Space, Rabu (15/3/2022).

“Ini cukup lama bagi mereka untuk menentukan bahwa alih-alih suhu yang seragam, ada titik panas dan dingin di plasma. Ini sesuai dengan salah satu teori yang telah diajukan tentang bagaimana panas terperangkap di dalam gugus galaksi,” ujarnya.

Teori menunjukkan bahwa panas biasanya mendistribusikan sebagai elektron, atau partikel bermuatan, bertabrakan satu sama lain. Namun, dalam area yang dipanaskan, gas super panas yang dikenal sebagai plasma memiliki medan magnet yang kusut. Medan-medan ini menyebabkan elektron berputar di sepanjang arah medan magnet daripada menyebarkan energinya.

Tim menemukan bahwa medan magnet menekan konduksi energi dengan faktor lebih dari 100. “Eksperimen yang dilakukan ... benar-benar keluar dari dunia ini,” penulis utama Jena Meinecke, fisikawan plasma di University of Oxford di Inggris, mengatakan dalam pernyataan yang sama.

Anggota tim mensimulasikan eksperimen mereka sebelum menggunakan lab, untuk memastikan mereka siap untuk pekerjaan skala nanodetik dengan laser. Proses itu penting karena eksperimen di laboratorium adalah kesepakatan satu kali dan para peneliti perlu melakukan pengukuran yang tepat dalam rentang waktu yang singkat.

Sementara studi baru memberikan lebih banyak wawasan tentang bagaimana gugusan galaksi ini menjadi begitu panas, ada lebih banyak pertanyaan yang harus dijawab, tambah pernyataan itu.

“Meskipun titik panas dan dingin adalah bukti untuk dampak medan magnet pada pendinginan gas panas di gugus galaksi, eksperimen lebih lanjut diperlukan untuk memahami dengan tepat apa yang terjadi. Kelompok ini merencanakan putaran eksperimen berikutnya pada akhir tahun ini.”

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement