REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak ilmuwan Italia Galileo Galilei pertama kali mengarahkan teleskopnya ke angkasa pada awal tahun 1600-an, manusia telah menggunakan peralatan fisik untuk mencari luasnya ruang angkasa.
Alat teleskopik asli Galilei terdiri dari lensa okuler cekung tunggal yang disejajarkan dengan lensa cembung tunggal. Alat itu bisa memperbesar objek dengan faktor tiga dan kemudian ditingkatkan menjadi perangkat yang mampu memperbesar objek 20 kali.
Selama bertahun-tahun, teleskop sederhana telah berkembang. Teleskop berkembang mulai dari tabung sederhana dengan dua lensa kecil menjadi teleskop pemantul Hooker 100 inci milik Observatorium Mount Wilson, Teleskop Luar Angkasa Hubble, dan The Giant Magellan Telescope (GMT).
The Giant Magellan Telescope atau Teleskop Magellan Raksasa adalah jenis Extremely Large (ELT) Telescope atau teleskop sangat besar terbaru Chili. Tetaknya di Gurun Atacama, gurun non-kutub terkering di dunia.
Lokasi konstruksi yang diusulkan adalah bagian dari Observatorium Las Campanas, kumpulan bangunan dan instrumen jarak jauh dengan langit cerah 300 malam setiap tahun. Konstruksi situs teleskop dimulai pada Agustus 2018 dan selesai pada Maret 2022.
Teleskop Magellan Raksasa sedang dibangun di Chili
GMT akan menjulang setinggi 65 meter ketika selesai. Teleskop ini memiliki tujuh cermin teleskop parabola terbesar di dunia. Setiap cermin berdiameter 8,4 meter, permukaan cerminnya 25,4 meter, beratnya 18 ton, dan membutuhkan waktu empat tahun untuk dibangun.
Masing-masing dipoles selama sekitar dua tahun dan sangat halus sehingga setiap cacat kurang dari seperseribu rambut manusia. Ketujuh cermin akan membentang seluas 80 kaki dan menyediakan lebih dari 368 meter persegi ruang pengumpulan cahaya, dikelompokkan dalam desain bunga yang khas.
GMT memiliki resolusi yang sangat tinggi. Sebagai gambaran, teleskop ini bisa melihat obor terukir di bagian belakang uang receh dari jarak sekitar 100 mil, dengan ketajaman 19 juta kali lebih baik daripada mata manusia. Ini juga akan memiliki bidang penglihatan terbesar dari Teleskop Sangat Besar lainnya dan akan menjadi satu-satunya teleskop di kelas 30 meter dengan optik adaptif lapisan tanah.
Teleskop Great Magellan, yang diharapkan akan beroperasi pada tahun 2029 dengan biaya lebih dari 1 miliar dolar AS. Teleskop ini digadang-gadang akan sepuluh kali lebih kuat daripada Teleskop Luar Angkasa Hubble dan memiliki resolusi gambar empat kali lipat dari Teleskop Luar Angkasa James Webb.
Komunitas ilmiah berharap untuk mendeteksi indikasi kehidupan, planet mirip Bumi di Zona Goldilocks, memecahkan teka-teki materi gelap dan lubang hitam, dan mempelajari lebih lanjut tentang asal usul kosmik kita dengan kekuatan pencitraan semacam ini.