Ahad 05 Jun 2022 20:33 WIB

NASA Temukan Planet 'Neraka' Bernama 55 Cancri e

Planet 'neraka' ini mengorbit sangat dekat dengan bintang mirip matahari.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nora Azizah
Planet 'neraka' ini mengorbit sangat dekat dengan bintang mirip matahari (Foto: ilustrasi)
Foto: ESA via space.com
Planet 'neraka' ini mengorbit sangat dekat dengan bintang mirip matahari (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teleskop Luar Angkasa James Webb dan Badan Penerbangan Antariksa AS (NASA) melihat kondisi salah satu bumi super (super earth), eksoplanet yang berjarak 50 tahun cahaya. Planet yang disebut 55 Cancri e mengorbit sangat dekat dengan bintang yang mirip matahari.

Ini membuat permukaan planet terlihat seperti neraka, keadaan yang terbakar. Data menunjukkan 55 Cancri e berjarak kurang dari 1,5 juta mil dari bintangnya yang sama dengan 1/25 jarak Merkurius dari matahari.

Baca Juga

“Dengan suhu permukaan jauh di atas titik leleh mineral pembentuk batuan yang khas, sisi siang hari planet ini diperkirakan tertutup lautan lava,” kata NASA. Kondisi ini bisa dibayangkan jika posisi bumi jauh lebih dekat dengan matahari sehingga satu tahun hanya berlangsung beberapa jam dan gravitasi telah membuat satu belahan bumi di siang hari yang membakar secara permanen.

Begitu dekat posisi bumi dan matahari juga membuat lautan mendidih, batu mulai mencair, dan awan menghujani lahar. “Tidak ada yang seperti itu di tata surya kita,” ujar NASA.

Dikutip Phys, Ahad (5/6/2022), pandangan awal dari Teleskop Luar Angkasa Spitzer NASA menunjukkan sesuatu yang misterius terjadi di 55 Cancri e karena titik terpanas bukanlah bagian yang langsung menghadap bintangnya. Salah satu teori mengatakan planet ini memiliki atmosfer dinamis yang memindahkan panas.

Sementara teori lain menyebut 55 Cancri e berputar untuk menciptakan siang dan malam dengan hasil yang mengerikan. “Dalam skenario ini, permukaan akan memanas, meleleh, dan menguap di siang hari. Ini membentuk atmosfer yang sangat tipis yang bisa dideteksi Webb. Sedangkan pada malam hari, uapnya akan mendingin dan mengembun membentuk tetesan lava yang akan menghujani kembali ke permukaan, menjadi padat lagi saat malam tiba,” tambahnya.

Teleskop Luar Angkasa James Webb diharapkan akan beroperasi penuh dalam beberapa pekan dan pengamatan pertamanya diharapkan sampai musim panas. Selain itu, teleskop ini mampu mendeteksi keberadaan atmosfer. Tahun pertamanya akan dikhususkan untuk mempelajari 55 Cancri e dan planet pengap LHS 3844 b untuk mencoba dan memahami evolusi planet berbatu seperti bumi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement