Rabu 15 Jun 2022 03:31 WIB

Astronom Temukan Lubang Hitam Bermassa Bintang Terisolasi Pertama

Lubang hitam berjarak 5.000 tahun cahaya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Lubang Hitam (ilustrasi)
Foto: id.wikipedia.org
Lubang Hitam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND -- Awal tahun ini, para astronom yang dipimpin oleh Kailash Sahu dari Space Telescope Science Institute di Baltimore, Maryland, mengumumkan penemuan lubang hitam bermassa bintang terisolasi pertama yang diketahui.

Lubang hitam berjarak 5.000 tahun cahaya. Lubang hitam ini ditemukan berkat kekuatan gravitasinya yang bertindak sebagai lensa gravitasi, memperbesar cahaya bintang layar yang berjarak 19.000 tahun cahaya.

Baca Juga

Lubang hitam ini awalnya terlihat oleh dua survei berbasis darat, Optical Gravitational Lensing Experiment (OGLE) yang dipimpin Polandia yang sebagian besar menggunakan Observatorium Las Campanas di Chile, dan proyek Microlensing Observations in Astrophysics (MOA) di Mount John University Observatory di Selandia Baru.

Tim menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk menindaklanjuti penemuan tersebut. Tingkat lensa gravitasi memungkinkan mereka untuk menyimpulkan bahwa lubang hitam memiliki massa sekitar 7,1 kali lebih besar dari massa matahari.

Namun, tim kedua kini tampil dengan perhitungan massa yang berbeda. Kelompok yang dipimpin oleh Casey Lam dari University of California, Berkeley, menyimpulkan bahwa objek tersebut memiliki massa antara 1,6 dan 4,4 kali massa matahari. Jika benar, maka ini bisa memiliki implikasi yang menarik.

Dilansir dari Space, Selasa (14/6/2022), lubang hitam bermassa bintang adalah produk supernova bintang-bintang dengan massa 20 kali lebih besar dari Matahari. Di sisi lain, ketika bintang-bintang dengan massa antara delapan dan 20 matahari menjadi supernova, mereka malah meninggalkan bintang neutron.

Bintang neutron secara teoritis dapat memiliki massa hingga sekitar 2,3 massa matahari. Pengamatan lubang hitam bermassa bintang yang dapat dideteksi dalam sistem biner tidak menemukan apa pun dengan massa kurang dari lima massa matahari, menciptakan celah antara bintang neutron paling masif dan lubang hitam paling kecil.

“Apa pun itu, objek itu adalah sisa bintang gelap pertama yang ditemukan berkeliaran di galaksi tanpa ditemani bintang lain,” kata Lam dalam pernyataan NASA.

Meskipun bintang-bintang dengan lebih dari 20 massa matahari hanya berjumlah 0,1 persen dari semua bintang di Bima Sakti, ada begitu banyak bintang di Bima Sakti (diperkirakan 100-200 miliar). Bima Sakti sudah sangat tua (sekitar 13 miliar tahun) bahwa sekarang seharusnya ada 100 juta atau lebih lubang hitam bermassa bintang di galaksi kita.

Banyak dari ini ditemukan dalam sistem biner, di mana kehadiran mereka terbukti dari tarikan gravitasi mereka pada bintang pendamping mereka dan pertambahan materi dari tetangga mereka. Satu bahkan telah ditemukan di dalam gugus bintang, NGC 1850 di Awan Magellan Besar.

Penemuan ini hanyalah puncak gunung es. Teleskop Luar Angkasa Nancy Grace Roman Badan Antariksa Amerika (NASA), yang direncanakan diluncurkan pada 2027, akan mensurvei sebagian besar Bima Sakti dan diharapkan dapat mengidentifikasi beberapa ribu peristiwa pelensaan mikro. Banyak di antaranya bisa berupa lubang hitam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement