Satu kemungkinan alasannya, menurut Srinivasan, dari Maret hingga Oktober 2020, hampir 80 persen pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 menerima antibiotik. Penggunaan jenis antibiotik tertentu melonjak ketika dokter secara agresif menggunakan berbagai obat untuk melawan tidak hanya virus corona tetapi juga co-infeksi bakteri yang mungkin melanda pasien yang imunnya lemah.
Pada 2021, penggunaan antibiotik secara keseluruhan menurun. Srinivasan mencatat bahwa penggunaan kateter, ventilator, dan perangkat medis lainnya juga mungkin turun. Perangkat tersebut, yang digunakan pada pasien sakit parah, dapat masuk ke tubuh pasien dan membuat kuman resisten terhadap obat.
"Namun, setiap peningkatan rawat inap Covid-19 seperti yang terlihat di AS saat ini meningkatkan risiko itu," kata dia seperti dilansir AP, Rabu (13/7/2022).