REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cara penyebaran virus monkeypox penyebab cacar monyet menjadi pertanyaan bagi banyak orang. Pasalnya, penderita cacar monyet yang belum lama ini terdeteksi rupanya tidak memiliki riwayat perjalanan.
Penyakit akut tersebut ditandai dengan ruam, demam, sakit kepala, sakit badan, pembengkakan kelenjar, sakit tenggorokan, dan batuk. Suranjit Chatterjee selaku konsultan senior penyakit dalam di Rumah Sakit Indraprastha Apollo, New Delhi, India, menjelaskan bahwa cacar monyet dapat menyebar dengan cara yang berbeda.
Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi di masa lalu. Namun, droplet (tetesan pernapasan) tetap menjadi pembawa utama virus.
"Jadi, Anda memiliki risiko kontaminasi jika yang terinfeksi berada dalam jangkauan pernapasan Anda dan melakukan interaksi tatap muka. Ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, bahan lesi, dan juga melalui kontak dengan pakaian atau linen yang terkontaminasi dari orang yang terinfeksi," kata Chatterjee.
Menurut Chatterjee, hubungan seksual juga dapat mempercepat penularan. Lalu, ada penularan dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi seperti hewan pengerat (tikus) dan monyet. Ibu hamil juga dapat menularkan virus ke janinnya.
Protokol manajemen penyakit bagi pasien adalah melakukan isolasi mandiri bagi orang yang diduga mengidap monkeypox. Hindari kontak dekat dengan pasien yang dicurigai, juga hindari kontak dengan pakaian dan barang-barangnya.