REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT -- General Motors (GM) memiliki target untuk bisa jadi pemain besar dalam pasar kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Amerika Utara. Hal itu dibuktikan lewat kesiapannya untuk memproduksi banyak EV pada 2025.
Dikutip dari Green Car Reports pada Selasa (9/8/2022), pada 2025 nanti GM menargetkan mampu mencatat produksi EV sebanyak satu juta unit per tahun. Untuk mencapai target itu, pabrikan Amerika itu pun mempersiapkan bahan baku baterai. Persiapan itu dibuktikan lewat kesepakatan kontrak kerja sama dengan Livent yang bertanggung jawab untuk menyuplai bahan baku baterai berupa lithium.
Selain itu, GM juga melakukan kerja sama dengan LG Chem. Dengan kerja sama tersebut, maka GM bisa memastikan ketersediaan suplai cathode active materials (CAM) seperti nikel, kobalt, mangaan, dan aluminium.
Seluruh kerja sama itu merupakan lanjutan dari pembangunan pabrik Ultium Cells LLC battery yang didirikan oleh GM bersama dengan LG Energy Solution. GM bersama dengan LG Energy Solution bisa membangun pabrik itu berkat adanya suntikan dana sebesar 2,5 miliar dolar AS. Suntikan dana itu disalurkan dalam wujud conditional loan yang tercakup dalam program dari Department of Energy's Advanced Technology Vehicle Manufacturing (ATVM).
Strategi ini pun diperkirakan akan banyak memberikan keuntungan bagi GM. Karena, kemungkinan besar harga bahan baku baterai akan terus mengalami peningkatan. Dengan adanya kesepakatan yang telah dilakukan oleh GM, maka perusahaan tersebut bisa memastikan kestabilan harga dan pasokan bahan baku baterai.