REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rektor Universitas YARSI Prof dr Fasli Jalal mengatakan bahwa ke depan dokter layanan primer akan menjadi ujung tombak dalam layanan kesehatan masyarakat. Pendidikan dokter keluarga layanan primer tersebut sama seperti dokter spesialis lainnya yakni dilakukan selama 3,5 tahun hingga empat tahun.
“Ke depan, dokter layanan primer akan menjadi ujung tombak dalam pelayanan masyarakat. Kalau dulu kita bergantung pada dokter umum, sekarang tidak cukup lagi. Untuk menjadi penanggung jawab klinik, baik klinik swasta maupun penanggung jawab swasta akan diperlukan dokter spesialis kedokteran keluarga layanan primer,” ujar Fasli di Jakarta, Ahad (16/10/2022).
Menurut dia, pendidikan dokter keluarga layanan primer merupakan peluang besar bagi perguruan tinggi. Pemerintah memperkirakan dibutuhkan sebanyak 25.000 dokter spesialis kedokteran keluarga layanan primer tersebut.
Dokter tersebut yang menjadi garda terdepan dalam layanan kesehatan. “Dokter spesialis keluarga layanan primer ini, yang nantinya yang akan menentukan apakah pasien itu cukup ditangani di layanan primer atau di klinik atau dirujuk. Oleh karena itu, kemampuannya berada di atas dokter umum,” kata dia.
Ia mengatakan, Universitas YARSI telah mengantongi izin program studi pendidikan spesialis keluarga layanan primer dan akan memulai perkuliahan pada tahun akademik 2023/2024 mendatang. Dengan demikian diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menyiapkan dokter spesialis kedokteran keluarga layanan primer.
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya tidak hanya fokus pada pengobatan tetapi juga pada pencegahan. Hal itu bertujuan agar orang sehat tetap terjaga kesehatannya. Oleh karena itu, pihaknya mendorong para pegiat kesehatan untuk terus mendorong gerakan hidup sehat di masyarakat. Untuk mendorong gaya hidup sehat, kuncinya terletak pada puskesmas dan juga posyandu.