REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Meski rencana mengirimkan astronaut ke Mars terus bergema, faktanya tak mudah untuk mengarungi perjalanan tersebut. Mars dan Bumi berjarak lebih dari 99 juta kilometer.Jarak itu hampir 250 kali lebih jauh dari planet kita daripada Bulan.
Ditambah lagi, misi ke Mars akan berlangsung selama 21 bulan atau lebih. Durasi itu merupakan waktu yang lama untuk dihabiskan manusia di luar angkasa. Tetapi yang lebih penting, misi Mars juga bisa berakibat fatal bagi para astronaut yang menjadi bagian dari misi tersebut. Bahkan tak hanya fatal tetapi juga dapat mematikan bagi astronaut itu sendiri.
Terlebih Planet Bumi dan Mars mengorbit Matahari dengan kecepatan berbeda dan jarak antara kedua planet terus berubah sepanjang tahun. Oleh karena itu, misi ke Mars harus dilakukan selama jendela peluncuran di mana kedua planet berada paling dekat. Ini terjadi setiap 26 bulan sekali. Artinya, astronaut yang tiba di Mars mungkin harus menunggu beberapa saat sebelum mereka bisa kembali ke Bumi.
Dilansir dari Indian Express, Kamis (5/1/2023), selanjutnya, ada kemungkinan kecil bahwa semburan matahari yang meletus ke arah Matahari dapat membuat astronaut terkena tingkat radiasi yang jauh lebih tinggi daripada yang dapat mereka selamatkan, bahkan jika pesawat ruang angkasa dirancang mengakomodasi jumlah radiasi normal.
Selain perlindungan, pesawat ruang angkasa juga harus membawa persediaan sistem pendukung kehidupan yang jauh lebih besar, termasuk oksigen dan air selama durasi misi. Jika salah satu dari sistem kritis ini gagal atau terbukti tidak memadai selama perjalanan panjang ke dan dari Mars, para astronaut akan dibiarkan kering ribuan kilometer jauhnya dari Bumi.