Senin 13 Feb 2023 20:19 WIB

Kena Polio, Paul Alexander Hidup dengan Paru-Paru Besi Selama Lebih dari 70 Tahun

Paul Alexander adalah satu dari dua orang yang masih hidup dengan paru-paru besi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Paul Alexander, pria asal Amerika Serikat, hidup dengan paru-paru besi selama lebih dari 70 tahun.
Foto: YouTube / Nick Isenberg
Paul Alexander, pria asal Amerika Serikat, hidup dengan paru-paru besi selama lebih dari 70 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria mengejutkan dunia kedokteran setelah bertahan hidup dengan paru-paru besi selama lebih dari tujuh dekade atau lebih dari 70 tahun. Pria itu bernama Paul Alexander.

Alexander yang dijuluki "polio Paul" telah hidup dengan ventilator paru-paru sejak terjangkit penyakit polio pada 1952. Kala itu, Alexander baru berusia enam tahun.

Baca Juga

"Saya kehilangan segalanya, mulai dari kemampuan untuk bergerak, kaki saya tidak dapat menahan saya hingga kemudian saya tidak dapat bernapas," kata Alexander yang kini berusia 77 tahun.

Satu-satunya jalan untuk bertahan hidup adalah menempatkan Alexander di dalam paru-paru besi berukuran besar. Mesin tersebut bekerja dengan mendorong udara ke dalam tubuh untuk merangsang pernapasan.

Dikutip dari New York Times, pada 1959, ada 1.200 orang Amerika yang bergantung hidup pada paru-paru besi. Mesin tersebut sebagian besar sudah tidak dipakai lagi di pengobatan modern berkat pengembangan vaksin yang efektif dan ventilator mutakhir.

Pada 2014, tersisa 10 orang Amerika yang menggunakan iron lung. Dilansir The Sun, Senin (13/2/2023), Alexander adalah satu dari dua orang di Amerika Serikat yang masih hidup di dalam paru-paru besi.

Bagi banyak penderita, kelumpuhan akibat polio bersifat sementara. Artinya, penderita tinggal di dalam mesin besi hanya berlangsung beberapa pekan. Tetapi bagi yang lain, seperti Alexander, hal tersebut menjadi permanen.

Setelah terkena polio, Alexander menjadi lumpuh dan hanya bisa menggerakkan kepala, leher, dan mulutnya. Alexander masih ingat seorang dokter anak pernah mengatakan bahwa dia "seharusnya sudah meninggal".

Alexander tak patah arang mendengar komentar dokter. Menurut pria asal Dallas, Texas, AS itu, perkataan tersebut justru membuatnya ingin hidup lebih lama.

Di kelas, Alexander belajar menghafal sesuatu karena dia tidak bisa membuat catatan. Pada 1967, Alexander lulus dengan peringkat kedua di kelasnya dan dia menjadi orang pertama yang melakukannya dari sekolah menengah Dallas tanpa hadir secara fisik.

Alexander berhasil lulus dari University of Texas di Austin, Texas dengan gelar sarjana hukum. Sejak itu, dia menghabiskan puluhan tahun bekerja di bidang hukum.

Akhirnya, Alexander dapat meninggalkan paru-paru besi selama beberapa menit. Untuk melakukan hal tersebut, Alexander telah belajar sendiri teknik khusus yang memungkinkan dia bernapas sendiri. Tekniknya melibatkan menelan udara, seperti reptil.

"Saya melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan orang lain. Saya bangun, mencuci muka, menyikat gigi, bercukur, sarapan, saya hanya butuh sedikit bantuan untuk melakukannya," ujarnya.

Pada 2020, Alexander menerbitkan biografinya yang berjudul Three Minutes for a Dog: My Life in an Iron Lung. Pria yang sekarang berusia 76 tahun ini telah diakui oleh Guinness World Records sebagai orang yang menghabiskan waktu terlama hidup di paru-paru besi.

Polio yang diderita Alexander sejak kecil adalah penyakit menular yang dapat menyebar antarmanusia dan paling sering menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Polio menyerang sistem saraf dalam beberapa kasus ekstrem dapat menyebabkan kelumpuhan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement