Ahad 12 Mar 2023 09:41 WIB

Gaya Hidup Pejabat: Masalahnya Bukan Kejujuran, Tetapi Pamer!

Larangan gaya hidup pamer selama ini hanya sekedar himbauan

Sejumlah warga menaiki motor Harley Davidson
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Sejumlah warga menaiki motor Harley Davidson

Oleh: Puji Rianto, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia

 Beberapa minggu belakangan ini, ruang publik media dihiasi berita kekerasan yang dilakukan salah seorang anak pejabat Dirjen Pajak, Rafael Alun Trisambodo. Malangnya, kasus kekerasan itu membuka masalah lain karena Rafael mempunyai kekayaan yang cukup besar untuk seorang pegawai pajak. Istilah umumnya, mempunyai kekayaan di luar kewajaran.

Kekayaannya sesuai yang dilaporkan dalam Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)  mencapai Rp 56,10 miliar (https://news.republika.co.id/berita/rqolqo320/warganet-kuliti-kekayaan-rafael-ayah-mario-asetnya-melimpah-di-berbagai-daerah). Anaknya yang diduga melakukan kekerasan juga mendapatkan sorotan bukan semata kekerasan yang dilakukan, tetapi karena suka pamer harta kekayaan di media sosial. Mobil Rubicon dan motor gede menghiasi laman sosialnya. 

Kasus pamer harta kekayaan dan hidup mewah yang dilakukan oleh pegawai Dirjen Pajak bukanlah pertama kali terjadi. Jauh sebelumnya, kasus-kasus serupa telah muncul. Menyikapi hal itu, respon para petinggi negara adalah ASN dilarang pamer gaya hidup mewah karena melanggar norma kepantasan. Ini telah berulang kali disuarakan, termasuk oleh Presiden Joko Widodo. Namun sayangnya, seruan ini telah menenggelamkan wacana lain yang tidak kalah penting, yakni kejujuran. 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement