Sabtu 21 Oct 2023 05:44 WIB

Kebrutalan Israel di Gaza Bikin Pusing Pejuang KPR di Indonesia

Ketegangan geopolitik ini menyebabkan harga minyak sudah naik.

Aktivis lingkungan Greta Thunberg memberikan dukungannya kepada Palestina.
Foto: Instagram @gretathunberg
Aktivis lingkungan Greta Thunberg memberikan dukungannya kepada Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID,

Ditulis oleh Wartawan Republika, Ahmad Fikri Noor

Pada penutupan perdagangan Jumat (20/10/2023), mata uang rupiah melemah sebesar 58 poin atau 0,36 persen menjadi Rp 15.873 per dolar AS. Kondisi serupa juga terlihat dari kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat yang turut melemah ke posisi Rp 15.856 dari sebelumnya Rp 15.838 per dolar AS. Rupiah makin dekat dengan batas level psikologis Rp 16 ribu per dolar AS.

Terpuruknya rupiah diakibatkan oleh dolar AS yang terlalu perkasa berkat berbagai sentimen risiko yang muncul di level global. Salah satu sentimen itu adalah kekhawatiran pasar terhadap konflik Palestina dan Israel. Hal itu, diungkapkan oleh Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, membuat investor menghindari aset berisiko dan memilih aset safe haven.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, depresiasi nilai tukar rupiah sebenarnya masih lebih baik dibandingkan mata uang sejumlah negara lain di kawasan Asia dan global. Dengan langkah stabilisasi yang ditempuh, BI dapat menjaga depresiasi nilai tukar rupiah sebesar 1,03 persen year to date (ytd) per 18 Oktober 2023, di tengah menguatnya dolar AS yang memberikan tekanan terhadap seluruh mata uang di dunia.

“Ke depan, sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, agar sejalan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian imported inflation,” kata Perry di Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Tapi, apalah daya, BI tidak bisa terus melawan pasar dan akhirnya memutuskan menaikkan suku bunga menjadi 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2023. Ada lima dinamika global yang disebut Perry jadi pemicu kebijakan itu. Salah satunya, tidak lain dan tidak bukan adalah tensi geopolitik yang meningkat.

"Ketegangan geopolitik ini menyebabkan harga minyak sudah naik, harga pangan tetap tinggi dan karenanya akan memperlambat penurunan inflasi global," ucap Perry.

Kenaikan suku bunga BI lantas dinilai dapat berdampak pada penurunan daya konsumsi masyarakat. Kebijakan itu akan ditransmisikan menjadi kenaikan suku bunga kredit segmen konsumsi seperti kredit pemilikan rumah (KPR) hingga kredit kendaraan motor. 

"Itu artinya (kenaikan suku bunga) akan melemahkan penjualan perumahan, maupun kendaraan bermotor. Masyarakat, mungkin lebih menahan diri dulu untuk belanja barang-barang yang sifatnya konsumtif," kata Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.

Dalam konteks terpisah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia tidak akan tinggal diam melihat berbagai serangan Israel terhadap rakyat Palestina. Indonesia, kata Jokowi, juga tak akan diam melihat adanya ketidakadilan terhadap Palestina yang terus menerus terjadi.

Bersama-sama dengan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Indonesia mengirimkan pesan kepada dunia agar menghentikan eskalasi serangan dan penggunaan kekerasan di Palestina. Salah satu pesan penting yang ditekankan Jokowi adalah meminta untuk fokus pada penyelesaian masalah kemanusiaan dan akar permasalahan yakni pendudukan Israel atas Palestina.

"Indonesia bersama-sama dengan OKI mengirimkan pesan kuat kepada dunia untuk menghentikan eskalasi, untuk menghentikan penggunaan kekerasan, untuk fokus pada masalah kemanusiaan, dan menyelesaikan akar permasalahan yaitu pendudukan Israel atas Palestina," kata Jokowi.

Penindasan Israel terhadap Palestina yang lokasinya terpisah ribuan kilometer dari Indonesia pada akhirnya turut berimbas ke Tanah Air. Rentetan peristiwa ini juga menegaskan pada kita sebagai warga dunia untuk bisa meningkatkan kepedulian terhadap perjuangan rakyat Palestina. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement