REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz Bin Salman, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengalihkan fokus ke semua jenis energi, bukan hanya minyak. Menurut dia, hal ini menjadi salah satu upaya Saudi dalam menanggapi isu-isu perubahan iklim.
Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, mendukung kesepakatan pada KTT iklim PBB (COP) di bulan Desember lalu untuk mengalihkan ekonomi global ke bentuk-bentuk energi yang lebih bersih.
Namun kelompok produsen minyak yang dipimpin Saudi, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), telah menentang pihak yang terdiri atas 100 negara yang melobi untuk menghapuskan penggunaan minyak, gas, dan batu bara dalam kesepakatan akhir COP28. Hingga akhirnya, istilah yang disepakati adalah “beralih” bukan “menghapus” bahan bakar fosil.
Arab Saudi mengatakan bahwa penggunaan bahan bakar fosil dapat terus berlanjut seiring dengan langkah-langkah untuk menangkap emisinya.