Kamis 17 Oct 2024 11:31 WIB

Pengamat Sebut Pemaparan Paslon Ini di Debat Pilgub Kalteng 2024 Tuai Perhatian

Publik tidak begitu suka dengan calon yang menjelek-jelekkan personal calon lain.

Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Abdul Razak-Sri Suwanto.
Foto: Dok. Kpud
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Abdul Razak-Sri Suwanto.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Debat perdana antar pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) yang digelar Komisi Pemilihan Umum Daerah Kalteng di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Senin (14/10/2024) sangat memengaruhi preferensi calon pemilih untuk menentukan pemimpin Kalteng masa depan. Adapun tema debat perdana kemarin adalah “Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Tengah melalui Ekonomi Berkeadilan dan Berkelanjutan”.

Data yang dirilis Kaltengpedia melalui metode voting daring dilaman resmi kaltengpedia.com pada 14 Oktober atau usai penyelenggaran debat perdana terlihat gambaran awal mengenai persepsi masyarakat terhadap masing-masing calon. Adapun voting diikuti oleh 2.000 responden.

Dari hasil voting tersebut, pasangan Cagub dan Cawagub Kalteng nomor urut 4 Abdul Razak - Sri Suwanto unggul dari tiga paslon lainnya dengan perolehan voting sebanyak 640 atau 32 persen. Posisi kedua ditempati Agustiar Sabran - Edy Pratowo dengan 600 voting atau 30 persen.

Sementara itu peringkat ketiga yakni Nadalsyah Koyem – Supian Hadi dengan voting 500 atau 25 persen, serta Willy Yoseph – Habib Ismail di posisi paling buncit dengan 260 voting atau 13 persen.

Menurut Pengajar Fakultas Komunikasi Atma Jaya Jakarta, Agustinus Eko Rahardjo, sebuah hal yang wajar bila publik langsung merespons usai debat berlangsung sembari mempersepsikan pandangan politiknya terhadap para kandidat.

"Publik tidak begitu suka dengan calon yang menjelek-jelekkan personal calon lain. Publik juga begitu antipati dengan pernyataan calon yang mengejek soal umur kandidat lain apalagi menggugat masalah moral sementara calon tersebut ternyata bermasalah pula dengan moral. Analisis saya kenapa publik memberi nilai rendah terhadap Paslon Willy - Habib Ismail terlebih dalam salah satu segmen debat, Habib melontarkan pernyataan yang membully soal usia tua dari salah satu calon,” ungkap pria yang akrab disapa Jojo ini.

Di mata Jojo, selain dari saratnya pengalaman Abdul Razak serta kepiawaian Calon Wakil Gubernur Sri Suswanto membalikkan keadaan melalui pernyataan yang menohok, publik pun jatuh iba dan simpati terhadap Paslon nomor urut 4 di Pilgub Kalimantan Tengah itu.

"Hasil voting online berbasis di laman resmi Kaltengpedia.com menjadi gambaran awal akan pilihan masyarakat Kalimantan Tengah terhadap sosok harapan di tengah rasa frustasi warga terhadap pemimpin Kalteng yang selalu bermasalah dengan hukum. Walau preferensi politik masih bersifat cair dan dinamis, setidaknya hasil voting online ini menjadi "alarm" pengingat semua kandidat, tim sukses maupun koalisi parpol pendukung untuk merevisi strategi kampanyenya. Ibarat barista, menu strategi Willy - Habib salah komposisinya. Demkikian juga dengan paslon Agustiar Sabran dan Edy Pratowo, barista lupa memasukkan campuran susu yang lebih banyak di kopi cappucino,” jelas Jojo yang pernah menjabat sebagai Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden (KSP) periode 2016-2019 ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement