REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan pemerintah mengoptimalkan kearifan lokal guna mengatasi limbah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah dimulai tahun ini. Ia menyebutkan optimalisasi kearifan lokal membuat program juga bisa disesuaikan dengan situasi sumber bahan pangan yang ada di sekitar lokasi pemberian MBG.
"Jadi memang dengan melakukan ini juga ada wisdom-wisdom (kearifan) lokal untuk mengatasi sampah, untuk mengolah sampah, untuk meminimalkan adanya limbah," katanya kepada wartawan saat dihubungi di Jakarta, Senin (6/1/2025).
Hasan mencontohkan salah satu praktik penggunaan kearifan lokal sudah diadopsi dalam program MBG di Kota Cimahi, Jawa Barat. Pemberian susu akan lebih sering mengingat di dekat lokasi program berlangsung ada pabrik susu dan peternakan sapi perah, sehingga suplai susu akan lebih mudah didapatkan.
Di samping itu, program MBG di Cimahi itu juga memperhatikan pengelolaan limbah dengan menggunakan botol kaca untuk susu, sehingga tidak ada lagi limbah tambahan setelah para penerima menyantap makanannya.
MBG yang merupakan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka resmi diberlakukan pada Senin (6/1/2025) di sekolah-sekolah dan posyandu di 26 provinsi di Indonesia.
Ada sekitar 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang beroperasi untuk menyediakan makanan bergizi buat anak-anak sekolah dan ibu hamil mulai hari pertama ini.
Dapur-dapur MBG itu tersebar di 26 provinsi, yaitu Aceh, Bali, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Gorontalo.
Kemudian, ada juga dapur-dapur MBG di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua Selatan.
Operasional dapur MBG dipimpin oleh seorang kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Kepala SPPG ini bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan seorang akuntan untuk memastikan kelancaran distribusi makanan dan mengawasi secara ketat kualitas makanan serta standar gizi yang disalurkan ke anak-anak dan ibu hamil.