Rabu 05 May 2010 05:59 WIB

Pungli Masih Ada, Presiden SBY Prihatin

Rep: ikh/ Red: Krisman Purwoko
Presiden SBY
Presiden SBY

JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono prihatin dengan masih adanya pungutan liar (pungli) yang mengganggu investor. Presiden mengaku menerima keluhan pungli dari para investor dari dalam dan luar negeri. Pungli menyebabkan biaya produksi tinggi, akhirnya harga produk jadi tinggi.

"Saya dan para menteri banyak menerima keluhan dari para investor dan dunia usaha, baik dari dalam maupun luar negeri," kata Presiden di Istana Negara, Selasa (4/5). Presiden menyampaikan itu dalam pembukaan Forum Koordinasi dan Konsultasi Penegah Hukum yang dihadiri pejabat Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, Polri, dan Kementerian Hukum dan HAM dari pusat dan daerah.

"Banyak investor dalam negeri. Overhead cost tinggi karena pungli. Dibebankan biaya operasional membuat satuan yang dihasilkan barang dan jasa lebih mahal," kata Presiden. Jika hal itu terjadi, lanjut Presiden, justru rakyat yang akan menderita karena harus mendapat barang dan jasa yang lebih mahal dari seharusnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden menekankan pentingnya keterpaduan sinergis para penegak hukum di lapangan. "Keterpaduan sinergis bisa dilaksanakan di lapangan," kata Presiden. Reformasi yang dijalankan penegak hukum, katanya, sudah terlihat nyata.

"Tapi, apa yang Saudara lakukan, kita lakukan, belum cukup karena kita masih menghadapi sejumlah persoalan," kata Presiden. Oleh karenanya, Presiden meminta adanya peningkatan kinerja para penegak hukum agar hukum dan keadilan betul-betul tegak. Segala bentuk putusan hukum diharap memiliki rasa keadilan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement