JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan semua pihak memiliki tugas untuk membuat demokrasi di Indonesia benar-benar tepat, bermartabat, dan membawa manfaat bagi seluruh rakyat. Setelah sepuluh tahun lebih melaksanakan reformasi, Presiden menilai kini merupakan saat yang tepat untuk melakukan refleksi dan evaluasi.
''Demikian juga menyangkut kehidupan demokrasi kita, yang benar mesti kita lanjutkan, yang menyimpang dan keliru harus kita luruskan," kata Presiden ketika menyampaikan kata sambutan saat membuka Kongres Umat Islam Indonesia V, di Asrama Haji Pondok Gede, Jumat (7/5).
Hal itu, kata Presiden, merupakan hakikat perubahan atau reformasi yang sejati. Menurutnya, nafas dan utama demokrasi adalah kebebasan dan aturan atau kepatuhan pada pranata. Saat ini, Presiden menilai kebebasan telah berkembang dan menganggap itu merupakan langkah maju. ''Yang sama-sama kita rasakan kurang dan belum tumbuh dengan baik adalah etika dan kepatuhan pada aturan,'' ujarnya.
Tanpa adanya kepatuhan pada aturan hukum, Kepala negara khawatir kehidupan politik dan demokrasi akan pincang dan tidak menghadirkan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat. ''Menjadi kewajiban kita semua, utamanya para pemimpin di negeri ini untuk bersama-sama berikhtiar dan bertindak nyata untuk membangun kepatuhan masyarakat pada aturan, etika, dan pranata,'' pesannya.
Presiden menggarisbahwahi pentingnya pendekatan edukatif dan persuasif dalam menegakkan aturan dan pranata ini, dibanding pendekatan represif dan punitif. ''Saya yakin poltik dan demokrasi di Tanah Air kita akan indah dan penuh manfaat apabila kebebasan dan aturan benar-benar hidup serasi,'' imbuhnya.