Senin 10 May 2010 02:30 WIB

PDIP: Oposisi Tak Terkait Dengan Keuntungan Elektoral

Rep: Rosyid Nurul Hakim/ Red: taufik rachman

JAKARTA - Logika dasar demokrasi, belum bisa diaplikasikan di Indonesia. Proses demokrasi masih perlu pembelajaran.

Hal ini diungkapkan oleh Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, menanggapi hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI). Survei itu menyebutkan bahwa menjadi oposisi tidak serta merta memberikan keuntungan elektoral.

Logika yang dimaksud adalah partai pemenang pemilu masuk dalam pemerintahan. Sedangkan partai yang kalah menjadi oposisi.

"Untuk menjadi oposisi itu tidak mudah," ujar Ganjar di kantor LSI, Minggu (09/05). Karena berbeda pandangan terhadap kebijakan akses data ke pemerintah menjadi sulit. Budget pun lebih tinggi karena harus menyediakan data pembanding.

Tapi justru itu yang menurutnya penting untuk menjadi pembelajaran bagi masyarakat. Karena budaya paternalistik masih kental di Indonesia. Menjadi partai oposisi, kata Ganjar, juga harus berani konsisten. "Kalau ada tawartan kursi lalu berubah nanti masyarakat juga menilai bahwa partai oposisi itu pragmatis," ujarnya.

Melihat hasil survei ini, Ganjar khawatir, ke depan partai politik enggan menjadi oposisi. Karena kurangnya apresiasi masyarakat. Padahal peran partai oposisi ini sangat penting sebagai kontrol dan penyeimbang pemerintahan. "Kalau pemerintah tidak dikontrol maka akan cenderung korup," ujar Ganjar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement