Senin 10 May 2010 03:20 WIB

Sekretariat Koalisi Dituding Jadi Kartel Politik

Rep: Rosyid Nurul Hakim/ Red: taufik rachman

JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo, mencium pola kartelisasi politik dari penunjukan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Harian Sekertariat Bersama Koalisi.

"Saya membacanya ada kartelisasi," ujar Ganjar di kantor Lembaga Survei Indonesia (LSI), Minggu (09/05). Pola tersebut sudah terlihat sejak kasus Bank Century pertama kali digulirkan.

Ketika kasus Bank Century dibawa ke DPR, hampir semua berbicara keras. Lalu ketika Menteri Keuangan dan Wakil Presiden dihimbau mundur, tidak ada satupun yang mundur. "Presiden pun membela," kata Ganjar.

Keanehan lain terjadi, saat kasus Bank Century ini akhirnya masuk ke ranah penegak hukum. Tiba-tiba saja Menteri Keuangan memutuskan mundur untuk memangku jabatan baru di Bank Dunia. Hingga akhirnya penunjukan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Harian Sekertariat Bersama Koalisi.

"Setelah ini saya melihat nanti tidak perlu lagi menyatakan pendapat. Atau paling tidak membiarkan isu itu bergulir dengan tanpa menambah suara," kata Ganjar. Proses kartelisasi ini, menurutnya bertujuan untuk mengamankan banyak hal.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Golongan Karya (Golkar), Ade Komaruddin, mengatakan keputusan memilih Aburizal Bakrie sebagai Ketua Harian Sekertariat Bersama Koalisi, adalah hal yang wajar. "Kita hanya memformalkan apa yang sudah berjalan selama ini," katanya.

Pemilihan tersebut merupakan kelanjutan koalisi pada periode 2004 - 2009. Ketika itu Aburizal memang lebih banyak yang bertugas untuk mengefektifkan kebijakan.

Keputusan itupun dia anggap sudah sangat tepat dengan dinamika politik saat ini. "Langkah Golkar jadi ketua harian koalisi sudah benar," kata Ade.

Menjadi ketua harian berarti mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah. Selain itu juga memiliki keuntungan elektoral untuk pemilu 2014.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement