JAKARTA- Ketua dewan pembina Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama ini tak pernah menyarankan Calon Ketua Umum PD, Andi Malarangeng untuk melakukan komunikasi dengan kalangan DPC dan DPD. Karena itulah, hingga kini Andi masih gencar melakukan safari intens, karena menyadari kekurangan komunikasinya dengan para calon pemilih tersebut.
"Itu karena Andi sangat patuh kepada ketua dewan pembina, dia akan jalankan apapun, meski pada akhir tugasnya dia datang dengan badan kena tombak dan berdarah-darah, dia akan bilang mission accomplished," kata Tim Sukses calon ketum PD, Andi Malarangeng, Ramadhan Pohan, seminar profiling calon ketua umum PD versi opinion leader di Hotel Atlet Century Park, Ahad (9/5).
Bahkan, menurutnya, jika SBY memerintahkan Andi untuk mundur dari bursa calon ketum, maka Andi pasti akan mundur. Namun, menurut Ramadhan, Andi maju dalam bursa pemilihan karena dia memang loyalis sejati. SBY dan Andi, kata dia adalah teman diskusi. Jadi, tambahnya, hal apapun yang menurut SBY harus terjadi dan tidak, itu juga bagian dari diskusi. Hal itu tak ada hubungannya dengan keinginan mengubah partai menjadi modern, sebab seluruh kader PD pasti akan terus setia kepada SBY. Karena, katanya, SBY memang penggerak seseorang untuk bergabung dalam partai.
Sementara, di tempat yang sama, Tim sukses pemenangan Anas Urbaningrum, Saan Mustofa menjelaskan jangankan di internal PD, publik pun tahu bahwa SBY sangat menentukan kebesaran PD. Suara signifikan di pemilu serta keterpilihannya menjadi presiden selama dua periode, membuktikan pentingnya SBY. Tak ada satu kader pun, kata dia, yang berusaha melepaskan pengaruh SBY. "Jangan sampai berpersepsi, bahwa hanya satu calon saja yang loyal pada SBY," tegasnya.
Semua kader demokrat, kata dia, sangat loyal pada SBY. Begitupun dengan Anas. Pasalnya, menurut dia, internal PD tahu bahwa penentu PD kedepan adalah SBY. Hal ini, b ukan soal modern atau tidak. Namun merupaka bukti pengakuan terhadap SBY. Bagaimanapun, ia mengakui, kader dan publik berharap, SBY tak menggunakan faktor penentunya itu. Agar SBY dapat menciptakan ruang bagi kader-kader terbaik untuk berkompetisi secara sehat. "Maka hal itu akan diterapkan dalam kongres agar kadernya dapat berkompetisi secara sehat.
Pengamat Politik, J. Kristiadi kemudian menyayangkan perebutan restu SBY untuk pemenangan bursa calon ketum PD. "Kongres PD sebenarnya bisa menyatakan perubahan partainya menjadi modern. Jangan dijadikan perang bharata yudha," kata dia. Sebab Indonesia kini, sedang melawan dinasti politik yang dibangun partai-partai. Jika PD memang menjadi modern, dan demokratis, maka seharusnya restu tak dijadikan alasan atau latar belakang. Maka Kristiadi menyarankan agar SBY jangan sampai memberi restu. Sikap seperti itu, jelasnya, akan menjawab kegelisahan masyarakat terhadap gelombang pasang dinasti politik. Jika kongres PD sukses, akan menjadi bukti bahwa dinasti politik bisa diruntuhkan