REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA--Sekitar 20 ribu pekerja sektor publik Yunani melakukan mogok massal dan berunjuk rasa di depan gedung parlemen. Ini merupakan reli anti-penghematan besar pertama sejak tiga orang meninggal dalam demonstrasi besar-besaran awal bulan ini.
Layanan feri ditutup dan stasiun kereta api berhenti beroperasi. Sekolah-sekolah dan kantor-kantor swasta juga berhenti beroperasi. Para pekerja menuntut pemerintah melakukan upaya cepat dengan melaksanakan reformasi guna menarik Yunani keluar dari krisis utang.
Di Athena, ibu kota, anggota serikat pekerja yang didukung komunis telah menduduki kementerian tenaga kerja. Sementara asosiasi peritel Yunani menyerukan pemerintah untuk mengambil tindakan agar aksi massa tidak berujung pada perusakan dan penjarahan toko-toko.
Baru-baru ini Yunani mendapat sokongan dana dari Uni Eropa dan IMF sebesar 140 miliar dolar AS untuk mengerem makin memburuknya perekonomian di negeri ini. Namun para pekerja menjadi marah setelah pekan lalu pemerintah mengumumkan kenaikan usia pensiun dan membatasi pensiun dini.
Sebuah pawai anti-penghematan pada tanggal 5 Mei berubah menjadi kerusuhan ketika para pengunjuk rasa melemparkan bom bensin di sebuah bank di Athena dan menewaskan tiga karyawan, termasuk seorang wanita hamil. Ini adalah kekerasan terburuk sejak kerusuhan melanda Yunani dan lumpuh Athena selama berminggu-minggu pada bulan Desember 2008.
"Pemerintah telah membuat sebuah RUU yang akan mengakibatkan runtuhnya sistem jaminan sosial dan melukai sebagian besar generasi muda. RUU ini harus ditarik," kata Ilias Vrettakos, wakil presiden serikat sektor publik.
George Papandreou, perdana menteri Yunani, mengatakan kepada Al Jazeera dia "memahami" kemarahan publik. "Fakta bahwa kami telah mengambil langkah-langkah darurat telah menunjukkan tekad kami," kata Papandreou.